300x250 AD TOP

Sabtu, 30 September 2017

Tagged under:

Keutamaan Berdagang

ONE DAY ONE HADITS
30 September 2017 M/10 Muharam 1439 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana, S.Ag., M.Ag

Dari Al-Miqdam radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud ‘alaihissalam dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” (HR. Bukhari, Kitab al-Buyu’, Bab Kasbir Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 no.2072).

Hadits tersebut mengabarkan bahwa rezeki yang didapat dari hasil jerih payah merupakan rezeki yang terbaik, bahkan sekelas nabi pun tetap masih berjerih  payah untuk mengais rezeki. Berdagang adalah sunnah para nabi. Muhammad sebagai nabi terakhir telah memberikan keteladanan kepada umatnya bahwa berdagang adaah salah satu profesi yang cepat mendatangkan rezeki dan seabagai sarana mendakwahkan Islam Dibuktikan dakwah Islam sampai di Indonesia melalui tangan para pedagang. Berkaitan dengan profesi dagang  Nabi Muhammad SAW pernah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu :

التَّاجِرُ الأَمِينُ الصَّدُوقُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ

Artinya : “Pedagang yang jujur dan amanah beserta para nabi, orang-orang yang shiddiq, para syuhada’, dan sholihin.”
(HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no. 1130)
Hadits Tirmidzi tersebut mengkategorikan bahwa pedagang yang jujur dan amanah nanti maqom disurga sekelas dengan para nabi, orang benar, orang soleh, bahkan sekelas dengan orang yang mati syahid.  Betapa mulia profesi dagang yang disertai jujur dan amanah.
Barangsiapa yang selalu mengutamakan sifat jujur dan amanah dalam bertransaksi, maka dia termasuk golongan orang-orang yang taat dari kalangan orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid, tapi barangsiapa yang selalu memilih sifat dusta dan khianat, maka dia termasuk golongan orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT dari kalangan orang-orang yang fasik.
Islam menggariskan beberapa adab untuk diamalkan ketika berdagang. Adab ini bertujuan untuk menghindari kecurangan dan penipuan dalam berdagang. Diantara adab-adab tersebut antara lain:
a. Amanah. Artinya penjual dan pembeli sama-sama bersikap jujur. Misalkan penjual buah tidak boleh mencampur buah-buahan yang kadaluarsa dangan yang baru dan menjualnya dengan harga yang sama. Demikian juga pembeli harus bersikap jujur jika ada kelebihan pengembalian uang.
b. Ihsan. Yang dimaksud ihsan adalah menjalankan perdagangan dengan memepertimbangkan aspek kemaslahatan dan keberkahan dari Allah SWT, selain mendapat keuntungan.
c. Bekerjasama. Penjual dan pembeli hendaklah bermusyawarah sekiranya timbul masalah yang tidak diinginkan.
d. Tekun. Perdagangan hendaklah dilakukan dengan tekun dan bersunguh-sungguh agar berkembang maju.
e. Menjauhi perkara yang haram. Penjual hendaklah menjauhi perkara yang haram selama menjalankan pernigaan. Contohnya menipu dalam timbangan, menjalankan muamalat riba, dan menjual barang yang diharamkan.
f. Melindungi penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli hendaklah saling melindungi hak masing-masing. Contohnya penjual memberikan peluang yang secukupnya kepada pembeli untuk melihat pilihan ketika hendak membeli sesuatu barang.

            Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini :
1. Maksud sifat jujur dan amanah dalam berdagang adalah dengan tidak menyembunyikan cacat atau kekurangan pada barang dagangan yang dijual.
2. Perdagangan yang dilakukan dengan jujur akan menuai berkah dunia dan akhirat
3. Derajat dan kedudukanpedagang yang ujur di hari kiamat akan bersama orang-orang mulia sekelas Nabi, Shalihin, dan Syuhada
4. Kejujuran adalah sifat para nabi, oleh karena itu seorang pedagang yang jujur adalah orang yang menerjemahkan sifat kenabian dalam ikhtiarnya mengais rezeki.

Ayat yang berhubungan dengan konteks perdagangan adalah
1. QS. 4:69-70

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan (dikumpulkan) bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (QS An-Nisaa’: 69-70)

2. QS. An Nisa Ayat 29-35
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
29. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.

0 comments:

Posting Komentar