300x250 AD TOP

Senin, 23 Oktober 2017

Tagged under:

Keutamaan Shalat Berjamaah

ONE DAY ONE HADIST

SENIN, 23 OKTOBER 2017 M /3 SHAFAR 1439 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana

Hadits Rasulullah SAW.

وَعَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( صَلَاةُ اَلرَّجُلِ مَعَ اَلرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ, وَصَلَاتُهُ مَعَ اَلرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ مَعَ اَلرَّجُلِ, وَمَا كَانَ أَكْثَرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اَللَّهِ تِعالى )  رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان                        

Artinya: Dari Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat seorang bersama seorang lebih baik daripada sholatnya sendirian, sholat seorang bersama dua orang lebih baik daripada sholatnya bersama seorang, dan jika lebih banyak lebih disukai oleh Allah 'Azza wa Jalla."

Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. hadits no. 447

Hadits Rasulullah SAW.

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( صَلَاةُ اَلْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ اَلْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat berjama'ah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian."
Muttafaq Alaihi.: 422

Shalat berjama’ah adalah shalat berkelompok dengan panduan seorang imam. Apa yang dilakukan imam akan diikuti oleh makmum, kecuali imam salah. Semua makmum harus berbaris dengan shaf yang teratur, rapih, rapat,  dan lurus. Semua mengikuti arahan Imam.

Salah satu kunci keberhasilan dakwah di zaman Rasulullah saw adalah persatuan. Salah satu cara menumbuhkan persatuan tersebut adalah dengan menumbuhkan dan membiasakan shalat berjama’ah. Kecintaan mereka, disiplin dan keikhlasan mereka dalam menunaikan shalat berjama’ah telah menumbuhkan semangat persatuan dan keberanian yang tinggi diantara mereka. Lima kali bertemu di masjid, tentunya akan terpupuk rasa kebersamaan, di sisi lain hubungan silaturahmi yang penuh kasih sayang semangat erat terjalin diantara mereka. Sehingga gambaran umat Islam yang bagaikan dua jari dieratkan benar-benar nampak di zaman itu.
Nah, semangat demikian ini belum nampak era kini, semangat kebersamaan dan persatuan baru sebatas dalam ritual, belum mentransformasi dalam realitas berekonomi, berbangsa, apalagi dalam realitas berpolitik.

Dalam hal disiplin dan kecintaan shalat berjama’ah didapati  dalam salah satu riwayat bahwa seorang sahabat yang sudah uzur dan tuna netra yang setiap hari  shalat berjama’ah ke masjid walaupun jaraknya tidak bisa dibilang dekat, diceritakan bahwa sahabat tersebut meminta dispensasi/rukhshah agar diizinkan  shalat subuh shalat di rumah saja. Rasulullah saw mengizinkan, tetapi baru beberapa langkah orang terseut pergi, dipanggil lagi oleh  Rasulullah saw meralat bahwa tidak ada rukhshah bagi laki-laki dalam shalat berjamaah, kecuali wajib di masjid. Sahabat Nabi tersebut, yang dikenal dengan Umi Maktum ra  tetap menunaikan shalat berjama’ah di Masjid. Betapa tingginya semangat dan disiplin yang terbentuk waktu itu.
Shalat berjama’ah memiliki nilai pahala 27 derajat lebih baik daripada shalat sendiri. Disamping pahala yang besar, didalam shalat berjama’ah terdapat beberapa hikmah yang besar, diantaranya :

1.      Menambah syi’ar Islam;
2.      Memakmurkan mesjid;
3.      Mempererat tali persahabatan dan persaudaraan antar sesama muslim;

4.      Menumbuhkan semangat egaliter,  tidak ada perbedaan disisi Allah kecuali karena ketakwaannya;

6.      Menumbuhkan sikap saling pengertian, peduli dan saling tolong menolong antara sesama muslim.

Ayat yang berhubungan dengan hadits tersebut adalah

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ
wa aqiimush-sholaata wa aatuz-zakaata warka'uu ma'ar-rooki'iin

"Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 43)

dan firman Allah SWT

يٰمَرْيَمُ اقْنُتِيْ لِرَبِّكِ وَاسْجُدِيْ وَارْكَعِيْ  مَعَ الرّٰكِعِيْنَ
yaa maryamuqnutii lirobbiki wasjudii warka'ii ma'ar-rooki'iin

"Wahai Maryam! Taatilah Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 43)

Di surat ke tiga ayat 43 bentuk nya perintah dan kepada perempuan. Berkaitan dengan ini perempuan boleh dan baik shalat di masjid dengan ketentuan tidak mengundang fitnah, tidak menelantarkan keluarga, tidak terancam keselamatannya, dsb.

Bahkan akan lebih dahsyat efeknya bila sekaligus bersama anak, menantu dan cucu serta pembantu nya. Inilah tipe keluarga ahli surga. Keluarga yang pemakmur rumah Allah. InsyaAllah di akhirat nanti keluarga yang seperti ini masih tetap berkumpul. Simak firman Allah SWT berikut ini

وَالَّذِيْنَ  اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَـقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَاۤ  اَلَـتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ  كُلُّ امْرِیءٍۢ بِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
wallaziina aamanuu wattaba'at-hum zurriyyatuhum bi`iimaanin alhaqnaa bihim zurriyyatahum wa maaa alatnaahum min 'amalihim min syaii`, kullumri`im bimaa kasaba rohiin

"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. At-Tur 52: Ayat 21)

0 comments:

Posting Komentar