300x250 AD TOP

Kamis, 05 Oktober 2017

Tagged under:

Melecehkan Nama Teman

ONE DAY ONE HADITS

KAMIS, 5 OKTOBER 2017/15 MUHARAM 1439 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana, S.Ag., M.Ag

Pada hadits Muslim yang ke lima belas. Dari shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu, Rasulullāh shallallāhu 'alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَا هُنَا " . وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ " بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ " .

"Janganlah kalian saling hasad, janganlah kalian saling melakukan najasy dan janganlah kalian saling bermusuhan membenci, dan janganlah kalian saling bertolak belakang (saling balik belakang), jangan sampai sebagian kalian menjual di atas penjualan yang lainnya. Jadilah kalian hamba-hamba Allāh yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dia tidak menzhaliminya dan juga tidak meninggalkannya tatkala membutuhkan pertolongannya dan dia tidak merendahkannya. Taqwa itu tempatnya disini (Rasulullāh shallallahu 'alaihi wasallam berisyarat kepada dadanya tiga kali).Cukuplah seseorang telah dikatakan melakukan keburukan tatkala dia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya (tidak boleh ditumpahkan), haram hartanya (tidak boleh diambil) dan harga dirinya haram (tidak boleh dijatuhkan)."

(HR Muslim nomor 4650 versi Syarh Muslim nomor 2564)

Hadits tersebut mengungkapkan larangan keras dari Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam tentang merendahkan atau menghina orang lain. Kata Rasulullāh shallallāhu 'alaihi wasallam:  وَلاَ يَحْقِرُهُ "Tidak boleh merendahkan (saudara)nya."Seorang muslim tidak boleh merendahkan saudaranya, kenapa? Kata Rasulullāh shallallāhu 'alaihi wasallam:

التَّقْوَى هَا هُنَا  وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

"Taqwa itu tempatnya di sini (sambil menunjuk ke dadanya 3 kali)." Kemudian kata Rasulullāh shallallāhu 'alaihi wasallam:  بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
"Cukuplah seseorang dikatakan buruk tatkala dia merendahkan saudaranya."

Pelaku pelecehan biasanya tidak merasa bila sedang menyakiti saudaranya,  karena alur pikir yang sedang dipakai fokus pada diri, dan tidak berusaha meraba pihak yang sedang dijadikan bahan buly. Bahkan dilakukannya dengan merasa tidak bersalah karena sedang sendagurau dengan sesama temannya. Biasanya perilaku demikian menghinggapi pada orang-orang yang merasa berlebih dari berbagai sisi. Meski sesungguhnya biasa saja. Layaknya orang yang sedang dipuncak gunung melihat orang lain yang di bawah serba kecil, padahal sesungguhnya orang lain pun  menganggapnya kecil juga.
Sebagian orang menilai seseorang, mengagungkan seseorang, dan memuliakan seseorang karena melihat harta dan pangkatnya, bukan pada kesalehan dan ketakwaan. Bila ada orang yang kaya raya atau memiliki jabatan yang tinggi atau memiliki nasab yang tinggi, dan merasa lebih senior baru dihormati, dihargai, disanjung, dimuliakan dan seterusnya. Panggilan yang di lakukan dengan bahasa yang sopan dan selalu di dahului gelar dan sapaan agar orang yang dianggap mulia tersebut senang.
Nah, sebaliknya, bila dainggap tidak cukup kekayaannnya, tidak punya jabatan, bukan darah biru, tidak ada atribut kebesaran, maka tidak jarang melakukan pelecehan terhadap sapaan. Biasanya dengan memelesetkan nama panggilan, menjadikannya sebagai bahan tertawaan dan olok-olok.
Selanjutnya..... Janganlah berkata dengan setengah berpujangga, “Apalah artinya sebuah nama?” Bila dicermati, nama sesungguhnya anugerah orang tua dan monumen orang tua yang termahal dan mulia. Melecehkan nama seseorang sama dengan merendahkan  wibawa dan martabat orang tua yang telah memilihkan nama yang dianggapnya terbaik.  Owh... Iya. Ada pepatah, “lain ladang, lain belalang, lain lubuk, lain ikannya.” Maksud  Ungkapan tersebut dimungkinkan disuatu suku nama tertentu adalah gelar dan sanjungan, tetapi disuku lain nama tersebut tidak mengandung makna dan arti yang mulia. Ala kuli hal, jangan pernah mempermainkan nama seseorang bila hubungan tidak ingin retak.
Nama adalah doa. Nama merupakan sebutan atau panggilan yang lebih banyak dipakai untuk memanggil, disamping Laqab (julukan) atau lainnya. Dengan nama kita bisa mengenal orang lain atau saling mengenal lebih akrab dengan sesama. Untuk itu nama sangat penting, berharga, dan kalau boleh saya katakan agak “sakral” jangan permainkan nama anugerah orang tua nya itu, karena nama seseorang akan dipanggil dengan digandengkan dengan nama orang tuanya. Ini yang saya sebut dengan sakral.
Rasulullāh shallallāhu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ

"Sesungguhnya Allāh tidak melihat rupa kalian, tidak melihat penampilan kalian tapi Allāh melihat hati kalian."
(HR Muslim nomor 4650 versi Syarh Muslim nomor 2564)

Dalam ajaran agama Islam, umatnya di anjurkan memberikan nama yang baik kepada anak-anaknya, tentunya dengan nama-nama yang baik. Agar seorang memperoleh sebutan yang baik, maka namanya pun harus baik. Oleh karena itu, memberi nama yang baik disunnahkan. Rasulullah Saw bersabda:
”Sesungguhnya kalian dipanggil di hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka perindahlah nama-nama kalian.” (HR. Abu Dawud)
Kandungan hadits tersebut adalah
1. Larangan saling membenci dengn menunjukkan perilaku hasad, dan buly
2. Larangan untuk mendzalimi, yaitu dengan tidak mendudukan saudaranya pada posisi yang kurang tepat
3. Larangan merendahkan orang lain, karena nilai kemulian seseorang tidak hanya sekedar terletak pada yang tampak
4. Seseorang  telah dikatakan melakukan keburukan tatkala dia merendahkan saudaranya sesama muslim, yang salah satu bentuknya dengan menjadikan nama seseorang sebagai bahan guyonan, bahan buly dan bahan pelecehan lainnya
5. Setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya (tidak boleh ditumpahkan), haram hartanya (tidak boleh diambil) dan harga dirinya haram (tidak boleh dijatuhkan kehormatan dan wibawabya  di depan publik)."
Firman Allah yang berkaitan dengan pesan hadits tersebut adalah
1. Q.S Al Isrā': 53

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوّاً مُبِيناً

"Katakanlah kepada hamba-hamba Ku, agar berucap dengan perkataan yang terbaik karena syaitan mengadu domba diantara mereka, menimbulkan permusuhan diantara mereka, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata buat manusia."

2. QS. Al Hujurāt: 13

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُن وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim “ (QS. Al Hujuraat :11)

0 comments:

Posting Komentar