300x250 AD TOP

Minggu, 12 November 2017

Tagged under:

Interaksi

ONE DAY ONE HADIST

AHAD, 11 NOVEMBER 2017 M/22 SHAFAR 1439 H

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ

Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: "Seorang mukmin yang  berinteraksi dengan manusia dan bersabar atas perbuatan buruk mereka, mendapatkan pahala yang  lebih besar, dibandingkan dengan orang yang tidak berinteraksi dengan manusia dan tidak bersabar atas perbuatan buruk mereka."
(HR Ibnu Majah No: 4022)

Manusia sebagai makhluk sosial punya watak origin bahwa ia senang berkumpul, bersosialisasi, dan berinteraksi. Dalam interaksi tersebut tidak selalu berjalan mulus, karang terjadi ganjalan, ketidakcocokan, bahkan perselisihan. Menurut hadits tersebut bahwa bergaul dengan pihak lain sekalipun terjadi banyak hal yang tidak pas, itu dianggap masih lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang hidup menyendiri dan membatasi diri.

Dakwah tidak akan pernah sampai bila tidak ada interaksi, kebaikan seorang mukmin tidak akan bisa dicontoh dan ditransfer bila tidak hidup bergaul ditengah-tengah manusia. Apa yang diperankan Nabi Muhammad SAW menjadi sumber inspirasi, yaitu peran dalam hal pergaulan dengan para sahabat yang hidup disekitarnya, bahkan sekalipun sudah melihat surga di Sidratul Muntaha pilihan Nabi Muhammad SAW tetap pulang kembali ke bumi untuk melanjutkan dakwah nya di tengah tengah manusia. Sebaliknya pihak dan kelompok tertentu akan beruzlah untuk menyendiri dan hanya mau berhubungan dengan Tuhan nya saja hanya sekedar memuaskan syahwat diri untuk sampai di maqam tertentu dan menjauh dari kehidupan manusia. Padahal Islam tidak mengajarkan demikian.

Hikmah yang dapat dipetik dari hadits tersebut

1.  Keberadaan kita di tengah-tengah masyarakat menjadi sumber peluang untuk memperoleh kebaikan yang banyak.

2.  Keberadaan seorang  mukmin ditengah manusia merupakan peluang untuk menyampaikan dakwah, menjadi pelopor dan inspirator kebaikan.

3. Amar makruf nahi mungkar terlaksana bila hidup bergaul ditengah-tengah masyarakat

4. Bekal utama dalam mendakwahkan kebaikan ditengah tengah masyarakat adalah kegigihan, keuletan, dan  kesabaran.

5.  Mukmin yang ingin pahala  besar di sisi Allah adalah dia yang mau dan mampu berinteraksi dengan masyarakat, dimana dia berpeluang berdakwah dengan menasihat, menegur, membimbing dan menjadi teladan hidup.

6.   Bersabar menghadapi pelbagai ragam tipologi dan karakter manusia akan mendapat pahala yang besar disisi Allah.

7.  Mereka yang memilih berada di  zona sendirian, tidak berada di tengah-tengah manusia atau tidak   di tengah-tengah keburukan manusia  tidak mendapatkan nilai dan keutamaan apapun di sisiNya.

Firman Allah SWT yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ  بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ  وَلَوْ  اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ  مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ  الْفٰسِقُوْنَ
kuntum khoiro ummatin ukhrijat lin-naasi ta`muruuna bil-ma'ruufi wa tan-hauna 'anil-mungkari wa tu`minuuna billaah, walau aamana ahlul-kitaabi lakaana khoirol lahum, min-humul-mu`minuuna wa aksaruhumul-faasiquun

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 110)

firman Allah SWT

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْۤا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ   ۗ  ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْۢبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۗ  ذٰ لِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
dhuribat 'alaihimuz-zillatu aina maa suqifuuu illaa bihablim minallohi wa hablim minan-naasi wa baaa`uu bighodhobim minallohi wa dhuribat 'alaihimul-maskanah, zaalika bi`annahum kaanuu yakfuruuna bi`aayaatillaahi wa yaqtuluunal-ambiyaaa`a bighoiri haqq, zaalika bimaa 'ashow wa kaanuu ya'taduun

"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 112)

0 comments:

Posting Komentar