300x250 AD TOP

Minggu, 18 Februari 2018

Tagged under:

Hutang

ONE DAY ONE HADIST

Ahad,  18 Februari  2018 M / 3 Jumadil Akhir 1439 H

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ مُكَاتَبًا جَاءَهُ فَقَالَ إِنِّي قَدْ عَجَزْتُ عَنْ كِتَابَتِي فَأَعِنِّي قَالَ أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ عَلَّمَنِيهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ جَبَلِ صِيرٍ دَيْنًا أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْكَ قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Dari Ali RA, bahwa seorang hamba mukatab (yang mengadakan perjanjian pembebasan dengan tuannya) datang kepadanya dan berkata; aku tidak mampu membayar pembebasanku, maka tolonglah aku!

Ali berkata; maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang telah Rasulullah SAW ajarkan kepadaku, yang seandainya engkau memiliki hutang sebesar gunung Shir niscaya Allah akan membayarkannya untukmu?

Ali berkata; ucapkanlah:

ALLAAHUMMAKFINII BIHALAALIKA 'AN HARAAMIK, WA AGHNINII BIFADHLIKA 'AMMAN SIWAAK

(Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki Mu yang halal (dan jauhkan aku) dari yang haram. Cukupkanlah aku dengan kurnia Mu dan jauhkan aku dari bergantung pada selain Mu. 

(HR Tirmizi No: 3486) Status: Hadis Hasan

Kandungan hadits

1.  Berhutang untuk sesuatu keperluan tertentu dibenarkan dalam Islam.

2.  Menjadi kewajiban kepada orang yang berhutang untuk menjelaskan perihal kemampuan dan kesanggupan untuk membayar hutang.

3.  Berusahalah menghindarkan diri dari berhutang antaranya dengan banyak berdoa dengan doa ini:

اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

4.  Jangan sampai hutang di dunia terpaksa dibayar dengan pahala kebaikan kepada orang yang kita berhutang.

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (pahala di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.”

(HR. Ibnu Majah No: 2414)
Status: Hadis Sahih

0 comments:

Posting Komentar