300x250 AD TOP

Sabtu, 24 November 2018

Tagged under:

Sikap Paling Dibenci

ONE DAY ONE HADITS

Sabtu,  24 Novmber 2018 M / 15 Rabiul awal 1440  H

بِسْـمِ اللّهِ رَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

وعن أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَبَائِرَ – أَوْ سُئِلَ عَنِ الْكَبَائِرِ – فَقَالَ: «الشِّرْكُ بِاللهِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ» وَقَالَ: «أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟» قَالَ: ” قَوْلُ الزُّورِ – أَوْ قَالَ: شَهَادَةُ الزُّورِ – “.رواه البخاري ومسلم »

Dan dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata:”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan dosa-dosa besar, maka beliau berkata:’Menyekutukan Allah (syirik), durhaka kepada kedua orang tua, dan membunuh.” Kemudian beliau berkata:’ Apakah kalian mau aku beritahukan tentang dosa besar yang paling besar, yaitu perkataan dusta’. atau beliau berkata:’sumpah palsu’.

(HR. al-Bukhari dan Muslim).

Kandungan hadits

1. Dusta adalah perilaku yang paling dibenci Allah dan Rasul-nya

فقال رسول الله في الحديث الصحيح « مَا كَانَ خُلُقٌ أَبْغَضَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنَ الْكَذِبِ, … » ( سلسلة الصحيحة2052)

”Tidaklah ada perilaku yang lebih dibenci oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam daripada dusta…”(Shahih, lihat Silsilah ash-Shahihah 2052)

2. Dusta adalah penyimpangan perilaku. Pelakunya berpotensi split personality, berwajah dua. Pendusta tidak akan mendapat petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala:

« إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَنۡ هُوَ مُسۡرِفٞ كَذَّابٞ » (غافر: 28.)

”Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampui batas lagi pendusta.”

(QS. Ghafir (al-Mu’min):28)

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

« وَيْلٌ لِكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ » (الجاثية:7).
”Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdusta.”

(QS. Al-Jatsiyah: 7)

3. Dusta adalah sumber segala keburukan, sumber bahaya dunia+akhirat. Pendusta telah hilang akal sehatnya, oleh karena itu tidak diterima persaksiannya. Tidak bisa dipegang janji dan kesepakatannya.

4.  Pelaku dusta karena kurang pemahaman agamanya. Terlalu mencintai dunia, sehingga muncul
sikap tamak dan perasaan tidak pernah merasa cukup.

5. Pendusta tidak akan beruntung.

« قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ (يونس : 69 ) »
”Katakanlah:”Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung”. (QS. Yunus: 69)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

« إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَأُوْلـئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ (النحل : 105 ) »

”Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta,”

(QS.an-Nahl: 105)

0 comments:

Posting Komentar