300x250 AD TOP

Jumat, 07 Desember 2018

Tagged under:

Husnudzan

ONE DAY ONE HADITS

Jumat,  7 Desember 2018 M / 28 Rabiul awal 1440  H

بِسْـمِ اللّهِ رَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال، سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقو ل ثلاثة أيام قبل وفاته، لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallohu 'Anhu, berkata: Tiga hari sebelum wafat,, Aku dengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
“Janganlah salah seorang kalian meninggal kecuali, berhusnudzan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”

(HR. Muslim)

Kandungan hadits

1- Hal yang jangan sampai luput adalah konsisten   berbaik sangka kepada  Rabnya.

2- Allah Subhanahu wata'ala menganugerahkan kebaikan sesuai persangkaan hambaNya. Artinya, jika seorang hamba bertaubat dengan taubatan nashuha (yang tulus), maka Allah akan menerima taubatnya. Jika dia yakin do’anya akan dikabulkan, maka Allah akan mudah mengabulkan. Berbeda jika kondisinya sudah putus asa dan sudah berburuk sangka pada Allah sejak awal, maka pintu rahmat dan berkahNya telah tertutup.

3- Hadits tersebut  menunjukkan keutamaan  menaruh  harapan besar akan  ampunan Allah Subhanahu wata'ala.

4. Seseorang  kesulitan menemukan kebahagiaan sejati yang kekal tanpa adanya ampunan, rahmat dan berkah Allah Subhanahu wata'ala, oleh karena itu  lazimkan istighfar dan taubat setiap hari agar nanti menutup tugas hidup ini untuk kembali kehsribaanNya dalam keadaan berbaik sangka dan Husnul khatimah, bela demikian adanya maka kabar gembira  telah menantinya.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur’an :

- Husnuzhan pada Allah Subhanahu wata'ala, yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya do’a dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya do’a.  

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”

(QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً  (رواه البخاري، رقم  7405 ومسلم ، رقم 2675 )

“Allah Ta’ala berfirman, 'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)

0 comments:

Posting Komentar