300x250 AD TOP

Jumat, 15 Februari 2019

Tagged under:

Teman Yang Baik

ONE DAY ONE HADITS

Jum'at,  14 Februari  2019 M / 10 Jumadil Akhir 1440 H .

 عَنْ  عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ). رَوَاهُ البُخَارِيُ

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam. Bersabda: “Seseorang itu bersama orang yang ia cintai.” 

HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378.

Kandungan hadits

1. Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar  tidak salah dalam memilihnya. Karena seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

2. Seseorang di akhirat nanti akan dikumpulkan dengan orang yang dicintainya, bila kita mencintai Rasulullah kelak kita di akhirat akan dikumpulkan dengan beliau. Dan sebaliknya.

3. Rasa cinta (al-Mahabbah) merupakan tanda kuatnya hubungan antara orang yang mencintai dengan yang dicintai.

4. Prilaku seseorang itu sesuai dengan prilaku  teman dekatnya, maka perhatikanlah dengan siapa kalian berteman dekat. Jika seseorang mencintai orang-orang yang baik, ia bersemangat untuk menjadi seperti mereka. Dan jika seseorang mencintai orang-orang yang buruk, ia termasuk beramal seperti amalan mereka.

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَداءِ fوَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيقاً

Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para Siddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

(QS.An-Nisa: 69)

 وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا  يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا  لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

Dan (ingatlah) pada hari (ketika itu) orang yang dzalim menggigit dua jarinya (menyesali perbuatanya), seraya berkata, "wahai sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.” Wahai celaka aku! sekiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan syetan memang penghianat manusia.

[QS.Al-Furqon:27-29]

0 comments:

Posting Komentar