300x250 AD TOP

Sabtu, 09 Maret 2019

Tagged under:

Kiat Agar Qonaah

ONE DAY ONE HADITS

Sabtu,  9 Maret 2019 M / 3 Rajab 1440 H .

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ.

Dari Abu Hurairah RA,  Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang daripada kamu melihat kepada  yang diberikan kelebihan pada harta dan fisik maka hendaklah dia melihat kepada seseorang yang lebih rendah kedudukannya.”

(HR Bukhari No: 6490)

Kandungan hadits

1.  Anugerah Allah Subhanahu wata'ala, baik itu berupa kebermelimpahan atau sebaliknya berupa kekurangan, itu semua hakekatnya adalah
instrumen alat uji, apakah dia
bersyukur dengan kelebihan atau bersabar di atas kekurangan, sabar dan syukur itu yang mengantarkan seorang hamba ke surga.

2.  Kaum beriman akan mengekalkan  syukur diatas segala anugerah yang didapat berapa pun jumlahnya. Dia akan sentiasa menjauhi iri terhadap nikmat yang diperoleh orang lain. Masing-masing orang punya jalan hidup dan garis takdir yang telah ditetapkan.

3.  Memandang kepada seseorang yang memiliki kelebihan harta dan fisik akan menyebabkan perasaan serba kurang dan merasa miskin.

4.  Qanaah, yaitu sikap menerima terhadap ketentuan Allah, akan
mengantarkan  seseorang  bersyukur, bertambah ketenangan dan rela dengan takdirNya. Qonaah didapat dengan cara pandang melihat kepada yang dibawah dalam hal harta dan kedudukan.

Hadits lain yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallalhu ‘anhu mengatakan,

الْيَقِينُ أَنْ لَا تُرْضِيَ النَّاسَ بِسُخْطِ اللَّهِ، وَلَا تَحْسُدَ أَحَدًا عَلَى رِزْقِ اللَّهِ، وَلَا تَلُمْ أَحَدًا عَلَى مَا لَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ، فَإِنَّ الرِّزْقَ لَا يَسُوقُهُ حِرْصُ حَرِيصٍ، وَلَا يَرُدُّهُ كَرَاهَةُ كَارِهٍ، فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى – بِقِسْطِهِ وَعِلْمِهِ وَحُكْمِهِ – جَعَلَ الرَّوْحَ وَالْفَرَحَ فِي الْيَقِينِ وَالرِّضَا، وَجَعَلَ الْهَمَّ وَالْحُزْنَ فِي الشَّكِّ وَالسُّخْطِ

“Al Yaqin adalah engkau tidak mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah, engkau tidak dengki kepada seorangpun atas rezeki yang ditetapkan Allah, dan tidak mencela seseorang atas sesuatu yang tidak diberikan Allah kepadamu. Sesungguhnya rezeki tidak akan diperoleh dengan ketamakan seseorang dan tidak akan tertolak karena kebencian seseorang. Sesungguhnya Allah ta’ala –dengan keadilan, ilmu, dan hikmah-Nya- menjadikan ketenangan dan kelapangan ada di dalam rasa yakin dan ridha kepada-Nya sserta menjadikan kegelisahan dan kesedihan ada di dalam keragu-raguan (tidak yakin atas takdir Allah) dan kebencian (atas apa yang telah ditakdirkan Allah)”.

[Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Al Yaqin (118) dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (209)].

0 comments:

Posting Komentar