300x250 AD TOP

Jumat, 06 September 2019

Tagged under:

Doa Memohon Ampunan dan Rahmat Dibaca setelah Tahiyat Awal Sebelum Bangkit Ke Rakaat Ketiga

ONE DAY ONE DOA
Kamis,  5  September 2019 M / 5  Muharam  1441 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)

       عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ، أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللهِ: عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِيصَلَاتِي. قَالَ :قُلْ :اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَالْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Dari Abdullah bin ‘Amr ibnil ‘Ash radhiallahu ‘anhuma, dari Abu Bakr ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, dia berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ajarilah aku doa yang akan aku baca dalam shalatku.”
Beliau mengatakan, “Bacalah,
       اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

‘ALLAHUMMA INNII ZHOLAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN ‘INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHOFUURUR RAHIIM

‘Ya Allah, aku telah banyak menganiaya diriku, tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku, karena Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (HR. al-Bukhari no. 834, Kitabul Adzan, Bab “Doa Sebelum Salam,” dan Muslim no. 2705, Kitab adz-Dzikr wad Du’a,” Bab “Merendahkan Suara Ketika Berzikir”)

Doa tersebut dalam putusan Tarjih di baca stelah Tasyahud Awal sebelum bangkit ke rakaat ketiga. Doa mohon rahmat dan minta ampun ini menjadi istimewa karena permintaan Abu Bakar kepada Nabi Muhammad Shalallahualai wassalam untuk diajari sebuah doa mustajabah yang bisa dicaca dalam shalat.
Setiap orang pasti memiliki kekurangan, sampai pula pada orang yang disifati Shiddiq semacam Abu Bakr. Oleh karena itu, tidak selayaknya seorang pun lalai dari beristighfar atau memohon ampunan pada Allah. Ketika bertaubat dan memohon ampunan Allah hendaklah disertai dengan mengakui setiap dosa yang telah dilakukan.

Anjuran untuk meminta kepada Allah karunia dan Rahmat-Nya. Karena kita sangat butuh kepada keduanya. Diantara karunia Allah adalah rejeki yang halal. Diantara rahmat Allah adalah hidayah, taufiq dan diberikan kekuatan kepada kita untuk beramal shalih.

Kaum beriman akan gembira ketika mereka dianugerahi ketaatan, kemampuan untuk beribadah, untuk khusu, untuk selalu jamaah di masjid, rejeki yang halal, keluarga yang taat, istiqamah  dalam ketaatan,ini semua adalah karunia rahmat yang besar disisi Allah subhanahu wa ta’ala. Dan Abu Bakar ra telah mendapatkan semuanya.

Abu Bakar selalu berusaha mencari dan menunggu ramhat Allah. Dan tentunya bergembira dengan karunia dan rahmat Allah itu lebih baik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّـهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ ﴿٥٨﴾
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan“.
(QS. Yunus[10]: 58)

Masuk surga adalah karena rahmat dari Allah. Dalam hadis Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu disebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ

“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).

Hendaklah ketika memulai do’a dimulai dengan pengakuan terhadap keadaan dirinya yang faqir (butuh pada Allah) dan penuh dosa. Inilah di antara wasilah dalam berdo’a. Sebagaimana pula dilakukan oleh Nabi Musa ‘alaihis salam sebagaimana disebutkan dalam ayat,
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
“Ya Rabbku, sesungguhnya aku sangat faqir yaitu memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku” (QS. Al Qoshshosh: 24)
Yang mengampuni dosa hanyalah Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
“Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?” (QS. Ali Imron: 135)
Seandainya seluruh manusia bersatu untuk mengampuni satu dosa saja dari seorang hamba, tentu mereka tidak mampu. Karena yang mengampuni dosa hanyalah Allah.

0 comments:

Posting Komentar