300x250 AD TOP

Selasa, 17 Oktober 2017

Tagged under:

Gelisah

ONE DAY ONE HADIST

SELASA, 26 MUHARAM 1439 H/17 OKTOBER 2017 M

Oleh :  Dr. Ajang Kusmana, M.Ag.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita dengan sabdanya,

لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Sekiranya anak cucu Adam memiliki dua lembah harta niscaya dia tetap masih menginginkan lembah yang ketiga. Sekali-kali tidak akan penuh mulut anak cucu Adam kecuali tanah. Dan Allah menerima taubat bagi orang yang bertaubat.” (HR. Bukhari, no. 6436 dan Muslim, no. 1048).
Maksud dari ‘orang yang lebih rendah’ di hadits ini adalah dalam urusan dunia. Melihat orang yang diberi ujian sakit. Kemudian membandingkan dengan dirinya yang diberikan kesehatan sebagai modal utama dari berbagai nikmat. Melihat orang yang memiliki kekurangan pada fisiknya, seperti buta, tuli atau bisu. Lalu membandingkan dengan dirinya yang terbebas dari berbagai cacat yang menggelisahkan tersebut. Melihat orang yang diberi ujian dengan kenikmatan dunia, sibuk mengumpulkan berbagai kekayaan dunia tapi tidak mau mengeluarkan kewajiban yang harus ditunaikan. Lalu membandingkan dengan dirinya yang diberi karunia dengan tidak banyak menumpuk harta, tidak disibukkan dengan berbagai urusan harta baik di dunia dan akhirat. Kemudian melihat orang yang diberi ujian kemiskinan yang mencekik atau hutang yang melilit, lalu melihat nikmat yang diterima dengan diselamatkan dari ujian banyak harta atau sebaliknya disertai ketenangan batin dengan berbagai nikmat yang telah Allah berikan padanya. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang diberi ujian dengan kebaikan atau keburukan melainkan pasti akan melihat ada orang yang lebih berat ujiannya.
Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasul saw bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu [HR Muslim]
Hadis dari Abu Hurairah menuntunkan kepada kita agar menjadikan hati lebih tenang dan mensyukuri berbagai nikmat yang ada karena melihat yang lain yang mendapatkan ujian yang tidak baik. Yang kedua pesan dari hadis di atas adalah berkaitan dengan keduniawian karena sesunguhnya urusan dunia dibanding akhirat sebagaimana hadits berikut
المُسْتَوْرِد بن شَدَّاد رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” واللهِ مَا الدُّنْيَا في الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ في اليَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ!”
Al Mustaurid bin syadad radliyallaahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ”Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat, melainkan seperti seorang yang memasukan jarinya ke dalam lautan luas, maka perhatikanlah apa yang tersisa” (HR. Muslim, no. 2858).
Bandingan untuk menghibur diri, ketika rumah sumpeg dan sempit, silahkan pergi malam hari ke emper pasar, atau bawah jembatan, maka akan banyak ditemukan gelandangan-pengemis yang keleleran tidur bealaskan kardus dan beratapkan langit.  Untuk orang setengah sehat, silahkan ke Rumah Sakit, agar kau tau nikmatnya sehat. Untuk yang masih dikasih kesempatan hidup, pergilah ke kuburan  agar tau nikmatnya hidup.  Dugaan berat saya, InsyaAllah dari mulut kita akan keluar ucapan tulus “Alhamdulillah” Segala puji hanyalah milik.

Rasul SAW bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian melihat orang yang tertimpa musibah lalu berkata (dalam hatinya):

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَيْكَ وَعَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ تَفْضِيلًا

“segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang diujikan Allah kepadamu dan melebihkan aku atasmu dan atas kebanyakan manusia dengan kelebihan sempurna”,
maka dia telah mensyukuri nikmat tersebut [HR Baihaqi].

Rumus untuk mendapatkan kebahagian lahir batin adalah syukur ketika dianugerahi nikmat, dan sabar ketika ditimpa ujian. Syukur dan sabar adalah seperti koin uang yang terdiri dari dua sisi yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.  As Syakir adalah orang yang telah mencapai derajat muroqobatul ilallah, yang  secara kasat mata terlihat sepertinya nampak menyiksa dan menguras tenaga dan waktu, tetapi dirasa menggembirakannya  dan membahagiakan, misalnya puasa Dawud atau shalat tahajud di sepertiga malam, bagi orang yang melihat dengan mata fisik seolah-olah menyengsarakan, tetapi bagi yang melihat dengan mata batin dan rasa iman maka akan dirasakaan sebagai kebahagian yang tidak bisa diungkap dengan kata-kata. 

Ayat yang berhubngan dengan hadits tersebut adalah firman  Allah SWT :

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ

“Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan (nabi Yunus AS) ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).” [QS. Al-Qalam: 48]

Firman Allah SWT  :

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya: “(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Rabb Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” [QS  Al-Anbiya’: 83]

Keberadaan Nabi Ayyub yang terkenal dengan kekayaannya dengan harta yang melimpah, memiliki kendaraan terbaik saat itu berupa unta, kuda dalam hal jumlah yang banyak bahkan tak tersaingi, kemudian memiliki keluarga yang bahagia, baik, bertakwa, dan menyayangi orang miskin Namun ketika ditimpa musibah yang menyebabkan ia kehilangan semuanya, ia tetap bersabar sehingga Allah menggantinya dengan yang lebih baik. Dengan menyembuhkan dari sakit  dan mengembalikan keluarganya kepadanya, dan Allah melipat gandakan harta kekayaannya.

Renungkanlah dalam-dalam firman Allah swt :
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui. [QS Al-Baqarah : 216]

https://t.me/seputartarjih.com

0 comments:

Posting Komentar