300x250 AD TOP

Senin, 09 Oktober 2017

Tagged under:

Orang Yang Merugi

ONE DAY ONE HADITS

19 Muharram 1439 H/
9 Oktober 2017 M

Oleh : Dr. AJANG KUSMANA

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
*أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ*
رواه مسلم

*Artinya:*

Dari Abu Hurairah (W. 59 H) bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?"

Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.'

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi.

Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.'

H.R. Muslim. 245 (W. 261 H)

*Keutamaan Hadits:*

Seseorang yang bangkrut yang dikenal selama ini adalah seseorang tidak punya harta atau hanya punya sedikit harta.
Ini bukanlah bangkrut yang "sebenarnya". Karena harta adalah kekayaan yang nisbi, tidak abadi, terlebih bila pemiliknya sedang mengidap penyakit akut lagi menahun yang tidak bisa disembuhkan, maka harta tersebut sudah tidak berguna lagi. Oleh karena itu orang bangkrut bukan orang yang tidak punya harta kekayaan.

Bangkrut yang sebenar-benarnya adalah sebagaimana yang ada dalam hadis tersebut, yaitu bangkrut yang sesungguhnya yang membawa pemiliknya kepada kerugian yang tidak berujung.

  Ia menjadi  sangat merugi.  Betapa tidak? Pahala-pahala kebaikan yang ia miliki harus diberikan kepada orang yang pernah ia zalimi dan aniayai. Contohnya seseorang yang ia caci maki, fitnah, dan ia sakiti. Seperti postingan yang bergambar tokoh tertentu lalu di beri penjelasan kata-kata seolah olah tulisan tersebut pendapat tokoh tersebut. Bila tokoh tersebut tidak berkata yang di-posting seliweran di medsos, sementara anda ikut meramaikan nya, saya khawatir terkena ancaman hadits ini. Berhati-hatilah sesungguhnya nya tulisan, ucapan, pernyataan dan perbuatan kita harus didasarkan ilmu pengetahuan, sehingga bila tidak mengerti asal usul sebuah tulisan atau pernyataan sebaiknya diam, daripada kena dampak dosa fitnah yang bisa membangkrutkan amal amal baik.

Ketika pahala kebaikannya telah habis, maka dosa-dosa orang yang pernah ia zalimi itu kemudian dibebankan kepadanya. Lalu akhirnya ia dilemparkan ke neraka. Inilah akhir kerugian dan kebinasaannya yang tidak berujung.

Oleh karenanya, marilah kita jauhi perbuatan-perbuatan fitnah, menggunjing, menyakiti, dll. yang dilarang dalam agama Islam. Agar kita tidak termasuk orang yang bangkrut di akhirat kelak.

Ayat yang berkaitan dengan penjelasan hadits tersebut adalah QS. 103 : 1-3

وَالْعَصْرِ
wal-'ashr

"Demi masa."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 1)

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ
innal-insaana lafii khusr

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian/kebangkrutan,"
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 2)

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ    ۙ  وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
illallaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati wa tawaashou bil-haqqi wa tawaashou bish-shobr

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 3)

t.me/@seputartarjih

0 comments:

Posting Komentar