300x250 AD TOP

Jumat, 13 Oktober 2017

Tagged under:

Terompah di Surga

ONE DAY ONE HADITS

Jumat, 22 MUHARAM 1539 H/13 OKTOBER 2017

Oleh : Dr. Ajang Kusmana

Nabi sallallahu’alaihi wa sallam:

مَا مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِل بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ (رواه مسلم، رقم 234)

“Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu shalat dua rakaat dengan sepenuh hati dan jiwa melainkan wajib baginya (mendapatkan) surga." (HR. Muslim, no. 234)

Diriwayatkan oleh Bukhari, 160 dan Muslim, 22 dari Utsman bin Affan radhiallahu’anhu berkata,

مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri melaksanakan dua rakaan dengan tidak mengucapkan pada dirinya, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu.”
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, “Di dalamnya ada anjuran shalat dua rakaat setelah berwudhu.”
Yang dianjurkan adalah melaksanakan langsung setelah wudhu. An-Nawawi berkomentar, “Dianjurkan dua rakaat setelah wudhu karena ada hadits shahih tentang itu.” (Al-Majmu Syarh Al-Muhadzb, 3/545)

Tentang shalat syukrul wudhu ini berkaitan dengan sahabat Nabi, yaitu Bilâl bin Rabâh Radhiyallahu anhu, hamba sahaya yang selanjutnya berubah menjadi Muslim yang taat dan dijanjikan masuk surga. Dalam sebuah riwayat yang shahîh dinyatakan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ لِبِلاَلٍ عِنْدَ صَلاَةِ الْغَدَاةِ يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ عِنْدَكَ فِي اْلإِسْلاَمِ مَنْفَعَةً فَإِنِّي سَمِعْتُ اللَّيْلَةَ خَشْفَ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ بِلاَلٌ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً فِي اْلإِسْلاَمِ أَرْجَى عِنْدِيْ مَنْفَعَةً مِنْ أَنِّي لاَ أَتَطَهَّرُ طُهُوْرًا تَامًّا فِي سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ وَلاَ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُوْرِ مَا كَتَبَ اللَّهُ لِيْ أَنْ أُصَلِّيَ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , beliau Radhiyallahu anhu mengatakan, “Rasulullâh bersabda kepada Bilâl setelah menunaikan shalat Subuh, ‘Wahai Bilâl, beritahukanlah kepadaku tentang perbuatan-perbuatanmu yang paling engkau harapkan manfaatnya dalam Islam! Karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara terompahmu di depanku di surga.’ Bilâl Radhiyallahu anhu menjawab, ‘Tidak ada satu perbuatan pun yang pernah aku lakukan, yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam Islam dibandingkan dengan (harapanku terhadap) perbuatanku yang senantiasa melakukan shalat (sunat) yang mampu aku lakukan setiap selesai bersuci dengan sempurna di waktu siang ataupun malam.’ [HR Muslim]

Bilal Radhiyallahu anhu bila tidak ditanya oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan mengabarkan kebasaan yang dijaganya untuk dijalankan secara istiqamah, karena shalat merupakan amalan yang paling afdhal, dan amalan yang dilakukan secara rahasia lebih baik daripada amalan yang dilakukan secara terbuka.

Bilâl bin Rabâh Radhiyallahu anhu sekalipun berkulit hitam dan bekas seorang budak, tetapi karena derajat seseorang di sisi Allah Azza wa Jalla ditentukan oleh ketakwaannya, bukan oleh garis keturunan, warna kulit, status sosialnya di tengah masyarakat, juga bukan oleh penampilan, maka Bilal pun termasuk barisan yang terlebih dahulu mendapat jaminan masuk surga, bahkan terompahnya terdengar terlebih dahulu.

Ayat yang berkaitan dengan pernyataan tersebut adalah

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. [al-Hujurât/49:13]

0 comments:

Posting Komentar