300x250 AD TOP

Kamis, 14 Juni 2018

Tagged under:

Merugi

ONE DAY ONE HADITS

Rabu, 13 Juni 2018 M / 26 / 29 Ramadhan 1439 H .

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Rugi (celaka) orang yang disebutkan namaku (nama Rasulullah SAW) di hadapannya, tetapi ia tidak bersolawat kepadaku. Rugi (celaka) orang yang masuk Ramadan, kemudian Ramadan itu berlalu sebelum dosa-dosanya diampuni. Rugi (celaka) seorang yang mendapatkan kedua orang tuanya di waktu tua (lanjut usia), tetapi keduanya tidak dapat menyebabkannya masuk Syurga.”

(HR Tirmizi No: 3464) Status: Hadis Sahih

Kandungan hadits

1.  Satu daripada adab kita terhadap Rasulullah SAW ialah apabila nama baginda disebut, kita hendaklah menjawab  dengan bersolawat ke atas junjungan baginda SAW diantaranya dengan lafal

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

Nabi Muhammad  SAW  bersabbda

الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ

“Orang bakhil ialah mereka yang apabila disebut nama-Ku mereka tidak berselawat”.

[HR: Tirmizi. No: 3469]. Status: Sahih

2.  Ramadan adalah bulan anugerah Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW. Puasa di siang hari, ibadat shalat terawih, baca Quran,  iktikaf, wirid, zikir, istighfar dengan penuh keimanan dan keikhlasan akan menjadi instrumen penghapus dosa.

4. Rugi jika ibadah puasa tidak menjadi penghapus dosa yang lalu disebabkan kita tidak berusaha melakukan ibadat puasa bersungguh-sungguh.

5. Rugilah kita jika ibadat di malam hari seperti solat fardhu, solat-solat sunat malam, tilawah al-Quran, zikir dan lain-lain tidak menjadi instrumen pengampunan dosa yang lalu.

6.  Memuliakan kedua orang tua berarti memuliakan Allah, karena itu Allah menghubungkan berbuat baik kepada keduanya dengan bertauhid kepada Allah di dalam firman-Nya [Al-Israa': 23]:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkan-lah kepada mereka perkataan yang mulia.”

5. Rugi mereka yang masih ada orang tua tetapi tidak berbuat baik kepada keduanya, tidak menunaikan tanggungjawab sebagai anak, menyayangi dan membantu segala keperluan mereka. Tidak menjadi sebab untuk mengantarnya masuk ke surga.

6  Di penghujung Ramadan ini marilah  muhasabah, apakah rangkaian ibadah puasa kita  menjadi penghapus dosa-dosa yang lalu?

0 comments:

Posting Komentar