300x250 AD TOP

Senin, 19 Agustus 2019

Tagged under:

Doa Mohon Dzuriyah Thoyyibah

ONE DAY ONE DOA
Senin, 19  AGUSTUS 2019 M / 18  Dzulhijjah 1440 H

Oleh : Dr. AJang Kusmana
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)

Beberapa doa berikut tertera di dalam al Quran ketika seseorang mengharap dianugerahi keturunan yang shaleh-shalehah (Dzuriyah Thoyyibah) maka sebaiknya doa-doa berikut dipanjatkan di waktu-waktu mustajabah

رَبَّنَاهَبْ لَنَامِنْ اَزْوَاجِنَاوَذُرِّيَّتِنَاقُرَّةَاَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَالِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiena immaa”.

Yang artinya:” Ya tuhan kami, Anugerahkanlah kepada kami jodoh kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertaqwa.

(QS Al- Furqan :74)

Seseorang yang telah dewasa dan menginjak usia 40 tahun hendaknya memohon pada Allah SWT sebagai rasa syukur kepada Allah dan bentuk bakti kepada kedua orang tua serta mengharap dzuriyah thayyibah maka hendaklah berdoa sebagai berikut

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Robbi awzi’nii an asy-kuro ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala shoolihan tardhooh, wa ash-lihlii fii dzurriyatii, inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin”

[Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri].

(QS. Al Ahqaf: 15).

Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam selama 46 tahun berdoa kepada Allah SWT agar di anugerahi dzuriyah thayibah dengan selalu berdoa

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Robbi hablii minash shoolihiin”

[Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”.

(QS. Ash Shaffaat: 100).

Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam hingga rambut memutih karena usia semakin senja masih tetap tidak bosan memohon agar dianugerahi dzuriyah thayyibah dengan berdo’a,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’”

[Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa]

(QS. Ali Imron: 38).

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma dengan do’a,

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

“Allahumma aktisir maalahu wawaladahu, wabarik lahu fiimaa a’thaitahu”

“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.”

(HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480).

Merujuk kepada hadis tersebut seseorang bisa berdo’a untuk meminta banyak keturunan yang shaleh-shalehah  pada Allah,

اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي

“Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii“

(Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri).”

Do’a tersebut dipanjatkan untuk meminta keturunan yang shaleh (dzuriyah thayibah) yang bisa menolong untuk meraih kebahagiaan didunia terlebih diakhirat. Al Qurtubi ra berkata,

ليس شيء أقر لعين المؤمن من أن يرى زوجته وأولاده مطيعين لله عز وجل.

“Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat pasangan hidup dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.”

(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333)

Redaksi doa tersebut sudah dibuktikan mustajabah, karena doa tersebut dipanjatkan oleh Nabi dan Rasul pilihan. Allah SWT memberikan suatu petunjuk yan sangat jelas bagi umat manusia, bagi kaum beriman mengenai cara untuk mendapatkan pasangan hidup, jodoh, dan keturunan yang menyejukkan hati. Setiap orang yang telah berumah tangga atau akan, pasti menginginkan si buah hati. Mungkin ada yang telah menanti bertahun-tahun, namun belum juga dikaruniai buah hati. Juga ada yang menginginkan agar anaknya menjadi sholeh. Maka perbanyaklah do’a akan hal tersebut.

Dzuriyah thayyibah akan didapat dimulai dari memilih pasangan hidup yang baik, yang mau taat syariat. Pasangan yang baik yang memiliki sinkronosasi dalam tujuan hidupnya, visi rumah tangga yang jelas, pemahaman yang baik, dan akhlak yang baik berpotensi untuk memiliki keturunan yang baik pula. Seperti contohnya Nabi Nuh yang ditakdirkan Allah mendapatkan istri yang kurang baik, sehingga melahirkan keturunan yang kurang baik bahkan durhaka yakni Kan’an dan Sun’an. Namun hal ini bukan berarti Nabi Nuh berperangai buruk sehingga mendapat istri yang berperilaku buruk. Hal ini bisa saja ujian dari Allah untuk menguji keimanan dan ketaatan Nabi Nuh as.

Islam menegaskan bahwa pernikahan adalah ibadah dan menikah sebagai sarana penyempurnaan iman. Namun, Membujang atau tidak menikah dengan berbagai alasan tetap tidak ada baiknya, bahkan cenderung bersebrangan dengan syariat Nabi Muhammad SAW. Padahal tujuan dari perintah Allah untuk menyegerakan menikah adalah untuk menghindarkan kita dari perbuatan dosa yaitu zina.  Jodoh adalah kewenangan yang Maha Kuasa. Manusia wajib berikhtiar, untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik  langkah pertama adalah memantaskan diri dengan membaikkan citra dan perilaku terlebih dahulu. Pria yang baik akan mendapatkan wanita yang baik pula, begitu juga sebaliknya.

0 comments:

Posting Komentar