300x250 AD TOP

Jumat, 20 September 2019

Tagged under:

Doa Sesudah Makan

ONE DAY ONE DOA

Jumat,   20  September 2019 M / 20  Muharam  1441 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)


الْحَمْدُ لِلهِ  (حَمْدًا)كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا

ALHAMDULILLAHI HAMDAN KATSIIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI GHAIRA MUKFII WALAA MUWADDA’IN WALAA MUSTAGHNA ‘ANHU RABBANAA

Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi penuh berkah. Tidak ada memberi kecukupan, pemberi simpanan dan pemberi kekayaan atas makanan itu selain Engkau wahai Tuhan kami

Doa tersebut berasal dari hadis berikut

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ ثَوْرٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ  (حَمْدًا)كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا . [رواه البخاري والجماعة]

“… dari Abu Umamah; bahwasanya Nabi saw apabila mengangkat bejananya (selesai makan) beliau mengucapkan: Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi penuh berkah. Tidak ada memberi kecukupan, pemberi simpanan dan pemberi kekayaan atas makanan itu selain Engkau wahai Tuhan kami”.

[HR. al-Bukhari dan Jamaah]


حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ طَعَامِهِ وَقَالَ مَرَّةً إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي كَفَانَا وَأَرْوَانَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مَكْفُورٍ وَقَالَ مَرَّةً الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّنَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى رَبَّنَا. [رواه البخاري]

“….dari Abu Umamah bahwa Nabi saw jika selesai dari makan, sekali waktu dengan lafadz, jika mengangkat lambungnya, beliau mengucapkan: Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kecukupan kami dan menghilangkan rasa haus, bukan nikmat yang tidak dianggap dan tidakdiingkari)', dan sekali waktu beliau mengucapkan;  Segala puji hanya milik Allah  tuhan kami, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh tuhankami."

[HR. al-Bukhari]

Atau cukup dengan hanya membaca “Alhamdulillah”. Sebagaimana hadis riwayat Muslim dari Anas bin Malikra.:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا. [رواه مسلم]

“Dari Anas bin Malik berkata; Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah sangat ridha kepada seorang hamba yang makan satu suapan kemudian memuji-Nya dan minum satu teguk air, kemudian ia memuji-Nya”.

[HR. Muslim]

Atau dapat pula dengan membaca doa lain sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Tirmidzi sebagai berikut:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ حَدَّثَنِي أَبُو مَرْحُومٍعَنْ سَهْلِبْنِ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَكَلَ طَعَامًا فَقَالَ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍغُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَأَبُو مَرْحُومٍ اسْمُهُ عَبْدُ الرَّحِيمِ بْنُ مَيْمُونٍ. [رواه الترميذي]

“Diriwayatkan dari Muadz bin Anas ra., ia berkata; bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Siapa saja yang makan suatu makanan kemudian mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kepadaku ini dan telah memberiku rezeki tersebut, tanpa usaha dan kekuatan dariku". Orang itu akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

[HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad hasan. Imam at-Tirmidzi menjelaskan bahwa Abu Marhum nama sebenarnya adalah Abdurrahim bin Maimun)]

Hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Tirmidzi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bacaan doa setelah makan. Sekalipun hadis tersebut tidak termasuk hadis shahih, namun hadis tersebut termasuk hadis hasan sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Tirmidzi, dan hadis hasan termasuk hadis yang maqbul (sunnah maqbulah).
Dalam kontek doa yang berasal dari Rasulullah saw lebih diprioritaskan dan menjadi pilihan utama untuk diamalkan. Doa yang biasa dibaca ketika setelah makan berasal dari hadis dhaif. Berikut penjelasannya. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, al-Tirmidzi dan Ibn Majah dari Abu Said al-Khudri jelaskan tentang doa setelah makan sebagai berikut:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي هَاشِمٍ الْوَاسِطِيِّ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ رَبَاحٍعَنْ أَبِيهِ أَوْ غَيْرِهِعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ طَعَامِهِ قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ. [رواه أبوداود]

“… dari Abi Sa’id al-Khudri ra., bahwasanya Nabi saw apabila selesai dari makan, (beliau) mengucapkan; segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan memberikan kami minum, dan menjadikan kami orang-orang Islam.”

[HR. Abu Dawud]

حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ حَدَّثَنَا حَفْصُبْنُ غِيَاثٍ وَأَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ حَجَّاجِبْنِ أَرْطَاةَ عَنْ رِيَاحِ بْنِ عَبِيدَةَ قَالَ حَفْصٌ عَنْ ابْنِ أَخِي أَبِي سَعِيدٍو قَالَ أَبُو خَالِدٍعَنْ مَوْلًى لِأَبِيسَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَكَلَ أَوْ شَرِبَ قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ. [رواه الترميذي]

“…Adalah Nabi saw apabila beliau makan atau minum, (beliau) mengucapkan; segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan memberikan kami minum, dan menjadikan kami orang-orang Islam.”

[HR. Tirmidzi]

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُعَنْ حَجَّاجٍ عَنْ رِيَاحِ بْنِ عَبِيدَةَ عَنْ مَوْلًى لِأَبِيسَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَكَلَ طَعَامًا قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ. [رواه ابن ماجه]

“…Adalah Nabi saw apabila memakan makanan, (beliau) mengucapkan; segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan memberikan kami minum, dan menjadikan kami orang-orang Islam.”

[HR. Abu Dawud]

Dalam sanad hadis pertama terdapat rawi yang bernama Isma’il bin abi Rabah yang dikomentari oleh Ali bin al-Madiny dan al-Dzahabi dengan kata saya tidak kenal/ majhul (lâ a’rifuhu, majhûl), dan rawi yang tidak jelas (mubham) identitasnya. Sedangkan dalam sanad hadis kedua terdapat dua orang rawi yang dituduh mudallis (melakukan rekayasa dengan cara menyembunyikan kecacatan hadis dan menggantinya dengan rawi yang kuat), ada rawi yang tidak dikenal (majhûl) dan tidak jelas identitasnya (mubham), serta rawi yang dikomentari dengan kata laisa bihujjah (tidak dapat dijadikan hujjah). Begitu pula dengan sanad hadis ketiga, dalam sanadnya terdapat rawi bernama Abu Khalid al-Ahmar yang dikomentari dengan kalimat laisa bihujjah, rawi bernama Hajjaj dikomentari sebagai rawi yang mudallis, serta ada pula rawi yang samar atau tidak jelas identitasnya (mubham).

Dengan demikian, ketiga hadis tentang doa setelah makan dengan redaksi tersebut di atas seluruhnya termasuk kategori hadis lemah (dha’if) yang bersumber dari sahabat yang sama, serta kedha’ifannya cukup berat (karena ada beberapa rawi yang tidak dikenal identitasnya) sehingga tidak dapat saling menguatkan antara satu dengan lainnya.

0 comments:

Posting Komentar