300x250 AD TOP

Kamis, 12 September 2019

Tagged under:

Doa Tetap dalam Hidayah

ONE DAY ONE DOA
Kamis,   12  September 2019 M / 12  Muharam  1441 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

RABBANA LAA TUZIGH QULUUBANAA BA’DA IDZ HADAITANAA WAHABLANAA MIN LADUBKA RAHMATAN INNAKA ANTALWAHAB.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia.”

(QS. Ali-‘Imran : 8)

Islam yang bersumber dari al-quran dan as-Sunah adalah jalan kebenaran dan keselamatan hidup. Dan setiap muslim diperintahkan Allah ‘Azza wa Jalla untuk selalu berpegang teguh pada keduanya agar jalan hidupnya terarah menuju hidayah-Nya. Orang yang tidak mendapatkan hidayah Allah ‘Azza wa Jalla akan tersesat jalan hidupnya. Sebaliknya, orang yang dimudahkan Allah ‘Azza wa Jalla untuk memahami Islam, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan para hamba-Nya untuk senantiasa memperbanyak  permohonan  mendapat hidayah hingga dalam sehari minimal 17 kali meminta hidayah dalam al fatihah dan sepuluh kali dalam duduk diantara dua sujud.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

IHDINASHSHIROOTHOL MUSTAQIIM

“Tunjukkanlah kami jalan lurus (yaitu, Kitab dan Sunnah).”
(QS. Al-Fatihah : 6)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

اَلْهِدَايَةُ هِيَ الْعِلْمُ بِالْحَقِّ مَعَ قَصْدِهِ وَإِيْثَارِهِ عَلَى غَيْرِهِ، فَالْمُهْتَدِيْ هُوَ الْعَامِلُ بِالْحَقِّ الْمُرِيْدُ لَهُ

Hidayah yaitu mengetahui kebenaran disertai dengan niat untuk mengetahuinya dan mengutamakannya dari pada yang lainnya. Jadi orang yang diberi hidayah yaitu yang melakukan kebenaran dan menginginkannya.
Hadis berikut menganjurkan kita untuk berdoa mendapat hidayah dan selalu berada di jalan kebenaran

وَعَنْ عَلِيٍّ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : قُلْ : اللَّهُمَّ اهْدِنِي ، وَسَدِّدْنِي
وَفِي رِوَايَةٍ : (( اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالسَّدَادَ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Ucapkanlah: ALLOHUMMAH-DINII WA SADDIDNII (artinya: Ya Allah, berilah aku hidayah dan berilah aku kebenaran).”
Dalam riwayat lain disebutkan, “ALLOHUMMA INNI AS-ALUKAL HUDAA WAS SADAAD (artinya: Ya Allah, aku meminta kepada-Mu hidayah dan kebenaran).”
[HR. Muslim, no. 2725]

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa meminta hidayah (as-alukal huda) di sini adalah hidayah berupa petunjuk dan bimbingan, berarti berupa pengajaran. Sedangkan meminta as-sadaad adalah meminta istiqamah dan pertengahan dalam berbagai urusan. Maksudnya kita meminta kepada Allah agar diberi taufik senantiasa berada dalam kebenaran untuk setiap perkara. Orang yang berdoa hendaklah semangat meminta kepada Allah hidayah dan istiqamah, yaitu istiqamah dalam beramal dengan ikhlas dan sesuai tuntunan.

Intinya doa ini berisi permintaan yang sangat penting yang dengan keduanya bila diperoleh akan mendapatkan keburuntungan dan kebahagiaan, yaitu yang diminta dalam doa adalah al-huda (hidayah petunjuk) dan as-sadaad (istiqamah di atas kebenaran). Meminta kepada Allah petunjuk berarti kita meminta agar diberi petunjuk kebenaran secara global dan terperinci, juga diberi taufik, yaitu kemampuan dan kekuatan untuk mengikuti kebenaran tersebut secara lahir dan batin.

Adapun meminta kepada Allah as-sadaad berarti meminta kepada Allah taufik dan istiqamah dalam segala perkara, agar terus berada dalam kebenaran. Jalan istiqamah ini dalam perkataan, perbuatan, dan i’tiqod (keyakinan). Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْۗوَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 70-71). Bagi yang memperoleh as-sadaad akan mendapatkan dua faedah yaitu, amalan akan diperbaiki (shalahul a’mal) dan dosa-dosa akan diampuni (maghfirotudz dzunuub).

Dari Abu Burdah bin Abu Musa, bahwa ‘Ali berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَلِ اللهَ تَعَالَى الْهُدَى، وَالسَّدَادَ ، وَاذْكُرْ بِالْهُدَى هِدَايَتَكَ الطَّرِيقَ، وَاذْكُرْ بِالسَّدَادِ تَسْدِيدَكَ السَّهْمَ

“Mintalah kepada Allah hidayah (petunjuk) dan istiqamah di atas kebenaran. Sebutlah al-huda (petunjuk), maka engkau akan mendapatkan hidayah petunjuk. Sebutlah as-sadaad, maka arah panahmu akan lurus sampai tujuan.”

(HR. Ahmad, 2:91; Al-Hakim, 4:268; Al-Bazar, 2:119. Hadits shahih ini dalam Shahih Al-Jami’, no. 3046)

Doa dalam hadits di atas bisa dirangkai menjadi:

اللَّهُمَّ اهْدِنِي ، وَسَدِّدْنِي,اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالسَّدَادَ

ALLOHUMMAH-DINII WA SADDIDNII. ALLOHUMMA INNI AS-ALUKAL HUDAA WAS SADAAD.

“Ya Allah, berilah aku hidayah dan berilah aku kebenaran. Ya Allah, aku meminta kepada-Mu hidayah dan kebenaran.”

Doa-doa berikut  adalah doa untuk mohon hidayah dan taufik  dari al-Qur’an dan as-sunnah
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ
YAA MUQOLIBUL QULUUBI, TSABBIT QOLBII  A’LA DIINIK

Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.
HR. At-Tirmidzi no.  3522

اللَّهُمَّ ثَبِّتْنِيْ وَاْجَعْلِنْي هَادِيًا مَهْدِيًّا
ALLOHUMMA TSABBITNII WAJ’ALNII HAADIYAH MAHDIYYAN

Ya Allâh, teguhkanlah diriku, jadikanlah diriku pemberi petunjuk dan diberi petunjuk (oleh-Mu).

HR. Al-Bukhâri no. 6333

اللَّهُمَّ اهْدِنِيْ وَسَدِّدْنِيْ ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ

ALLOHUMMAHDINII WASADIDNII, ALLOHUMMA INNII ASALUKAL HUDYA WASSADAAD
Ya Allâh, berilah petunjuk kepadaku dan luruskanlah diriku. Ya Allâh, aku memohon petunjuk dan kelurusan kepada-Mu.

HR. Muslim no. 2725

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

ALLOHUMMA INNII ASALUKAL HUDA WATTAKWA WALA’FAAF WAL GHINA

Ya Allâh, sesungguhnya aku memohon petunjuk, ketakwaan, kesucian (dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal/baik), dan kecukupan.
HR. Muslim no. 2721

Doa berikut disamping dibaca sebagai bacaan iftitah di shalat tahajud, juga dibaca sebagai jenis doa untuk memohon hidayah.

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ، اِهْدِنِيْ لِمَا اخْتُلِفَ فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِيْ مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

ALLAAHUMMA RABBA JIBROO-IIL, WA MIIKAA-IIL, WA ISROOFIIL. FAATHIROS-SAMAAWAATI WAL ARDH. 'AALIMAL GHOIBI WASY-SYAHAADATI. ANTA TAHKUMU BAINA 'IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN.  IHDINII LIMAKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BI-IDZNIK. INNAKA TAHDII MAN TASYAA-U ILAA SHIROOTIM-MUSTAQIIM.

Ya Allâh, Rabb Jibrîl, Mikâ-îl, dan Israfîl. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb Yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau memutuskan hukum di antara hamba-hamba-Mu tentang apa-apa yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran (yaitu, tetapkan aku di atas kebenaran) dari apa yang dipertentangkan dengan seizin-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki.”

HR. Muslim no. 770 (200, Abu Dawud no. 767, dan Ibnu Mâjah no. 1357.

0 comments:

Posting Komentar