300x250 AD TOP

Senin, 09 September 2019

Tagged under:

Doa Untuk Anak Yatim

ONE DAY ONE DOA
Senin,  9  September 2019 M / 9  Muharam  1441 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي فِيهِ رَحْمَةَ الْأَيْتَامِ وَ إِطْعَامَ الطَّعَامِ وَ إِفْشَاءَ السَّلامِ وَ صُحْبَةَ الْكِرَامِ بِطَوْلِكَ يَا مَلْجَأَ الْآمِلِينَ.

ALLAHUMA ARZUKNI FIIHI RAHMATA AL-AYTAAMI WA IT’AAMA THA'AMI WA IFSYA  ASSALAMI WA SHUHBATA AL-KIRAAMI BITAULIKA YAA MALJA AL-AMILIIN.

Artinya : “Ya Allah, berilah aku rezeki berupa kasih sayang terhadap anak yatim dan pemberian makan dan penyebaran salam dan pergaulan dengan orang-orang mulia, dengan kemuliaan-Mu. Wahai tempat berlindung bagi orang-orang yang berharap.”

Anak yatim  adalah sebutan bagi orang yang sudah tidak memiliki ayah. Dan dalam definisi lain tidak mempunyai ayah dan ibu sekaligus.  Islam menganjurkan kepada umatnya untuk berlaku baik, menyayangi, serta mengkasihi anak yatim, hal demikian dilakukan untuk menghilangkan kesedihan yang mereka rasakan dan membantu meringankan beban penderitaannya. Rasulullah Muhammad SAW juga merupakan seorang anak yang terlahir dalam kondisi yatim, dimana pada saat itu ayah beliau Abdullah sudah terlebih dahulu dipanggil dan kembali kepangkuan sang pencipta Allah SWT. Rasulullah tumbuh dan besar hanya bersama ibunya saja, namun kemudian beliaupun harus menerima kenyatan dalam hidupnya bahwa beliau bukan saja ditakdirkan menjadi seorang anak yatim, tapi juga piatu.

Rasulullah Muhammad SAW memberi kabar baik bagi siapa saja yang suka mengasihi anak yatim. Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah SAW bersabda ;
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا قَلِيلًا

Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim di surga seperti ini.. beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dengan sedikit direnggangkan.
(HR. Bukhari 6005 dan Ahmad 22820).

Rasulullah SAW begitu perhatian kepada siapa yang merawat dan menyantuni anak yatim. Beliau menawarkan surga dan tempat yang sangat spesial bersamanya. Dengan demikian, sudah seharusnya kita menjaga dan menyayangi anak yatim terutama yang dalam kondisi perekonomiannya yang lemah. Anak yatim juga merupakan amanah Allah  SWT yang harus kita jaga dan pelihara, memberikan perhatian kepada mereka merupakan tanggung jawab dari kita semua sebagai manusia dan atas nama kemanusiaan.

Dengan membaca do’a tersebut semoga Allah bukakan pintu rezeki yang akan Allah curahkan kepada kita.  Maka merugilah bagi orang-orang yang masih enggan menyantuni anak yatim, karena sesunguhnya terdapat kemulian khusus pada diri anak yatim yang dapat melunturkan dosa-dosa bagi yang memuliakannya.

Ajaran Islam memuliakan pihak yang peduli dan membantu anak yatim. Terdapat lima perilaku yang berkaitan dengan pelayanan terhadap anak yatim. Pertama, berbuat baik kepada anak yatim adalah amalan sangat utama. (QS al-Baqarah [2]: 177). Sebelum Islam datang, anak yatim tak mendapatkan perhatian apalagi santunan yang layak. Lalu, Islam memuliakannya dan melarang untuk mengeksploitasinya. (QS al-An'am: 152-153, al-Isra: 34). Memakan harta anak yatim merupakan salah satu dosa besar dan penyebab masuk neraka. Rasul SAW bersabda, "Jauhilah tujuh dosa besar, yakni menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh zina wanita mukmin yang lalai." (HR Bukhari dan Muslim).

Kedua, Alquran melarang penghinaan dan menyakiti anak yatim. (QS al-Fajr: 15-23, adh-Dhuha; 9, al-Ma'un: 1-3).

Ketiga, Alquran memerintahkan supaya kita memuliakan anak yatim dan balasannya adalah surga. (QS al-Insan: 8-22).

Keempat, Islam menegaskan bahwa penyantun dan penjamin anak yatim akan menjadi teman dekat Rasulullah di surga. ( HR Bukhari dan Ahmad).

Kelima, rumah terbaik adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang dimuliakan, dan sejelek-jelek rumah adalah rumah yang ada anak yatim, namun dihinakan.
Dengan demikian kita wajib menyantuni anak yatim dan memperhatikan hak-hak mereka bukan saja aspek material tapi juga aspek pendidikan, ekonomi, sosial, spiritual, dan lain.

0 comments:

Posting Komentar