300x250 AD TOP

Kamis, 17 Oktober 2019

Tagged under:

Dijauhkan dari Gangguan Orang Kafir

ONE DAY ONE DOA
Kamis,  17  Oktober 2019 M / 18  Shafar 1441 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)

 


رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ


RABBANAA LAA TAJ'ALNAA FITNATAN LILLADZIINA KAFARUU WAGHFIR LANAA RABBANAA INNAKA ANTA L'AZIIZU LHAKIIM


“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

 ( Q.S. Al Mumtahanah: 5)
 

Doa tersebut berlindung kepada Allah SWT dari fitnah dan keburukan orang-orang kafir yang bisa menimpakan keburukan pada orang beriman. Doa tersebut berisi permohonan kepada Allah agar orang kafir tidak diberikan kekuasaan kepada orang beriman. Dan agar Allah tidak menimpakan ujian kepada orang beriman karena dosa dan kesalahan. Bila orang kafir berada di keadaan berkuasa dan kemenangan, maka mereka mengira bahwa mereka berada di atas kebenaran dan orang beriman berada di atas kebatilan sehingga mereka bertambah kafir dan melampaui batas.

Mujahid mengatakan bahwa makna ayat ialah janganlah Engkau menyiksa kami melalui tangan mereka, jangan pula dengan siksaan dari sisi Engkau. Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah janganlah Engkau biarkan mereka menang atas kami, karena akibatnya mereka akan memfitnah kami, dan mereka akan menduga dan berpandangan bahwa sesungguhnya diri mereka berada dalam kebenaran. 


Makna dan kosa-kata kafir dikenalkan oleh Allah Ta’ala sebagai identitas sebaliknya dari kaum beriman

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَمِنْكُمْ مُؤْمِنٌ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. dan Allâh Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” [at-Taghâbun/64 : 2]
Orang beriman adlah orang yang mendapatkan kebahagiaan, orang kafir adalah orang yang celaka. Dalam al-Qur’ân banyak penjelasan tentang perbuatan dan keyakinan rusak orang-orang kafir serta perangai dan sifat-sifat mereka yang buruk. Diantaranya, mengingkari hari kebangkitan dan menganggapnya akhirat itu mustahil, mereka tidak beriman kepada takdir, mengeluh dan berkeluh kesah ketika tertimpa musibah, tidak punya harapan kepada Allah Ta’ala, dusta, sombong, berpaling dari ayat-ayat-Nya, hati mereka penuh hasad (rasa iri) terhadap kaum beriman yang telah mendapatkan nikmat iman dan mereka berharap nikmat iman itu sirna dari kaum Muslimin. Hasad inilah yang mendorong mereka berusaha menyesatkan orang beriman.

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).
[an-Nisâ/4:89]

Orang kafir berpura-pura amanah, berprilaku dan berperangai terpuji supaya bisa mengambil manfaat dibalik semua ini. Namun, Allah  Ta’ala membongkar kedok mereka.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang yang di luar kalanganmu menjadi teman kepercayaanmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.”

 [Ali Imrân/3:118)]

Membungkus kedustaan dengan kejujuran, khianat dengan amanah, sering membela kebatilan dan menyembunyikan kebenaran. Meski tipu daya mereka terhadap kaum Muslimin sangat luar biasa, namun Allah Ta’ala tidak akan tinggal diam. Allah Ta’ala menghinakan mereka. Allah melarang rasul-Nya mentaati orang-orang kafir.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ

Hai Nabi, bertakwalah kepada Allâh dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. 

[al-Ahzâb/33:1]

Seluruh amalan dan urusan orang kafir tidak bertolak dari motive mencari ridla Allah. Orang-orang kafir tidak tahu menahu ilmu akhirat. Tujuan hidup mereka sebatas Makmur di dunia, kaya di dunia, dan bahagia hidup di dunia. Orientasi  hidup mereka sebatas bersenang-senang, makan dan minum, tanpa peduli halal dan haram.

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”
 [ar-Rûm/30:7]

Orang kafir hidup dalam kegelapan, kesesatan serta hanya memperturutkan hawa nafsu. Anggota tubuh yang mestinya merupakan sarana menggapai hidayah sudah tidak berfungsi lagi. Hati mereka mati, telinga mereka tuli dan mata mereka buta, tidak mau mendengar dan melihat kebenaran. Setan menggiring mereka untuk selalu bermaksiat dan mencari kesenangan-kesenangan nafsu sesaat. Sehingga apa yang mereka lakukan seperti debu yang berterbangan. Amal kebaikan mereka tidak berguna.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. 

[al-Bayyinah/98 : 6]

0 comments:

Posting Komentar