300x250 AD TOP

Minggu, 06 Oktober 2019

Tagged under:

Doa Anak Shaleh

ONE DAY ONE DOA
Sabt,  5  Oktober 2019 M / 5  Shafar 1441 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِي

RABBI HAB LII MINA SHSHAALIHIIN

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

(Q.S. Ash Shaffaat ayat 100)

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

HUNAALIKA DA'AA ZAKARIYYAA RABBAHU QAALA RABBI HAB LII MIN LADUNKA DZURRIYYATAN THAYYIBATAN INNAKA SAMII'U DDU'AA'-

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”

(QS. Al Imran: 38).

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

WALLADZIINA YAQUULUUNA RABBANAA HAB LANAA MIN AZWAAJINAA WADZURRIYYAATINAA QURRATA A'YUNIN WAJ'ALNAA LILMUTTAQIINA IMAAMAA

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”

(QS. Al Furqan: 74).

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
WALLADZIINA YAQUULUUNA RABBANAA HAB LANAA MIN AZWAAJINAA WADZURRIYYAATINAA QURRATA A'YUNIN WAJ'ALNAA LILMUTTAQIINA IMAAMAA

“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris yang Paling Baik”

(QS. Al Anbiya: 89).

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

RABBANAA IGHFIR LII WALIWAALIDAYYA WALILMU'MINIINA YAWMA YAQUUMU LHISAAB

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.

(Q.S. Ibrahim: 40-41)

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

(Q.S. Ibrahim: 37)


Untuk melahirkan anak shaleh hendaknya orang tua mengajarkan tauhid yang benar, pembiasaan pengamalan sunnah, memilihkan lingkungan tempat bergaul, dan keteladanan. Anak soleh adalah anak muslim yang menjalan kewajiban agama dan menjauhi dosa-maksiat. Anak sholeh adalah investasi jangka panjang yang tak pernah terputus hingga akhir kehidupan ini bahkan menjadi pasive income bagi orang tua ketika di alam barzakh.
Segala aktifitas anak shalaeh,  tetesan air mata  ketika munajat, hembusan nafas dzikir  dan istighfarnya yang keluar dari hati dan lisannya akan mengalir pahalanya ke orang tuanya yan sedang di alam kubur.  Rasulullah SAW bersabda

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh yang berdoa untuk keselamatan kedua orang tuanya.”

(HR. Muslim no 1631)

Sebagai orang tua, kita akan meninggalkan dunia ini. Perjalanan masih panjang dan bahkan lebih jauh dan lama daripada perjalanan hidup di dunia ini. Oleh karenanya kita butuh modal yang banyak untuk menyelamatkan diri dari bebrbagai perjalanan tersebut. Butuh aliran pahala yang tidak terputus, oleh karena itu meninggalkan anak-cucu keturunan yang shaleh-shalihah merupakan tanda kecerdasan seseorang.

Orang tua yang baik adalah yang  mengajakan agama dan kebaikan terhadap anak keturunannya, kebaikan tersebut dimulai dari mengajarkan shalat kepada keluarga inti.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

WA'MUR AHLAKA BISHSHALAATI WASTHABIR 'ALAYHAA LAA NAS-ALUKA RIZQAN NAHNU NARZUQUKA WAL'AAQIBATU LITTAQWAA

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

(QS. Thaha: 132)

Seorang muslim, siapapun dia, adalah orang yang mengajak kepada Islam, maka jadikanlah orang yang pertama mendapatkan dakwahnya adalah anak-anak dan keluarganya, kemudian orang-orang berikutnya. Allah Ta'ala, saat menugaskan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk berdakwah, Dia berfirman kepadanya,
وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
(QS. Asy-Syuara: 214)

Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ. فَالإمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ. أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ. 

"Semua kalian adalah pemimpin dan kalian akan ditanya tentang orang-orang yang kalian pimpin. Kepala negara adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang bapak pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang ibu pemimpin di rumah suaminya. Pembantu pemimpin terhadap harta masjiannya dan akan ditanya akan kepemipinannya. Dan saya mengira telah mengatakan, seseorang peminpin terhadap harta ayahnya dan akan ditanya terhadap kepemimpinannya. Masing-masing kalian adalah pemimpin dan akan ditanya terhadap kepemimpinannya"

(HR. Bukhari, no. 853, Muslim, 1829)

0 comments:

Posting Komentar