300x250 AD TOP

Selasa, 08 Oktober 2019

Tagged under:

Doa Bila Dipuji Orang

ONE DAY ONE DOA
Selasa,  8  Oktober 2019 M / 8  Shafar 1441 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)

اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ

ALLAHUMMA ANTA A’LAMU MINNI BI NAFSIY, WA ANAA A’LAMU BI NAFSII MINHUM. ALLAHUMMAJ ‘ALNIY KHOIROM MIMMAA YAZHUNNUUN, WAGH-FIRLIY MAA LAA YA’LAMUUN, WA LAA TU-AKHIDZNIY BIMAA YAQUULUUN.

Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka.

(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al- Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ Al-Ahadits, Jalaluddin As-Suyuthi, 25: 145, Asy-Syamilah)

اَللَّهُمَّ لاَ تُؤَاخِذْنِيْ بِمَا يَقُوْلُوْنَ، وَاغْفِرْلِيْ مَالاَ يَعْلَمُوْنَ وَاجْعَلْنِيْ خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ

“Ya Allah, semoga Engkau tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. Dan jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka perkirakan”

Hati-hati ketika dipuji karena pujian bisa mengantarkan ke keadaan sombong. Jadi jangan terlalu merasa takjub dengan sanjungan orang apalagi diucapkan di hadapan kita dan di depan orang banyak.
Dengan mengucapkan doa tersebut seolah telah bertaubat sebagai kiat mencegah amalan terhapus karena selalu mengharap pujian. Perilaku demikian masuk dalam kategori riya. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

“Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya”

(HR. Muslim no. 2985).

Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas) adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa. Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri sendiri. Ujub sebetulnya  tidak merealisasikan ‘iyyaka nasta’in’ (Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan). Karena ia merasa dirinya-lah yang berbuat.

Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).”

(HR. Abdur Rozaq 11: 304.  Dalam Shahihul Jaami’ 3039).


Orang yang dipuji hendaknya waspada, jangan sampai ia terjatuh pada ujub.  Riya’ cenderungan terhapusnya amalan.
Jika Rasululah dijadikan patron kehidupan kita, maka akan selamat dunia akhirat, karena manusia yang sempurna akhlaknya adalah Rasulullah, namun tidak suka  dipuji. Rasulullah tidak suka dipuji berlebihan. Bila dipuji Rasulullah selalu membaca doa:

اللَّهُمَّ لا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ اغْفِر لِي مَا لَا يَعْلَمُونَ اللَّهُمّ اجْعَلْنِي خَيْراً مِمَّا يَظُنُّون

ALLAHUMMA LA TUAKHIDZNI BIMA YAQULUN, IGHFIRLII MAA LAA YA’LAMUUN. ALLAHUMMA IJ’ALNI KHAIRAN MIMMA YAZHUNNUN.

Ya Allah, jangan Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu. Ya Allah ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku). Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira.

0 comments:

Posting Komentar