300x250 AD TOP

Jumat, 01 November 2019

Tagged under:

Doa Abu Bakar Radhiyallahu Anhu

ONE DAY ONE DOA
Jumat, 1 November 2019 M / 4 Rabiul Awawl 1441 H


Oleh : Dr. Ajang Kusmana, S.Ag., M.Ag.
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)



رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“ROBBI AWZI’NII AN ASY-KURO NI’MATAKALLATII AN’AMTA ‘ALAYYA WA ‘ALA WALIDAYYA WA AN A’MALA SHOOLIHAN TARDHOOH, WA ASH-LIHLII FII DZURRIYATII, INNII TUBTU ILAIKA WA INNII MINAL MUSLIMIIN”

 [Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri] 

Doa tersebut adalah permohonan Abu Bakar untuk dapat bersyukur dan sekaligus berbakti kepada kedua orang tua, juga berharap agar dianugerahi kebaikan pada anak dan keturunan.

Doa tersebut berasal dari al Qur’an surat al-Ahqaf ayat 15

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَٰنًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُۥ وَفِصَٰلُهُۥ ثَلَٰثُونَ شَهْرًا حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Ibnu Juraij berkata mengenai ayat tersebut, “Hamba beriman meminta pada Allah agar keturunannya dapat beribadah dan memperbagus ibadahnya kepada Allah, tidak berbuat maksiat dan tindak kejahatan.

أن يُري الله العبد المسلم من زوجته، ومن أخيه، ومن حميمه طاعة الله. لا والله ما شيء أقر لعين المسلم من أن يرى ولدا، أو ولد ولد، أو أخا، أو حميما مطيعا لله عز وجل.

“Yang ingin dilihat Allah pada hamba muslim dari istri, saudara, dan sahabat karibnya adalah mereka semua taat pada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan pandangan mata seorang muslim melebihi ketaatan pada Allah yang ia lihat pada anak, cucu, saudara dan sahabat karibnya.”

Abu Bakar Radhiyallahu anhu merupakan shahabat yang paling dicintai oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau Radhiyallahu anhu , disisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lebih baik daripada para shahabat lainnya.

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. 
[az-Zumar/39:33]
Yang masyhur dikalangan ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan orang yang datang dengan membawa kebenaran adalah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang membenarkannya (mengimaninya) adalah Abu Bakar Radhiyallahu anhu.
Sebagian diantara mereka menyebutkan sebuah kisah dari Abu Bakar Abdul Aziz bin Ja’far pembantu Abu Bakar al-Khallal: bahwasanya seseorang bertanya tentang ayat ini, maka Abu Bakar bin Ja’far menjelaskan kepada orang tersebut atau kepada sebagian orang yang hadir bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan Abu Bakar. Orang yang bertanya tersebut berkata lagi, “Bukankah berkenaan dengan Ali?” Maka Abu Bakar bin Ja’far berkata, “Bacalah aya setelahnya :

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ ﴿٣٣﴾ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۚ ذَٰلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ ﴿٣٤﴾ لِيُكَفِّرَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik, agar Allâh akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. 

[az-Zumar/39:33-35]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar
 [at-Taubah/9:119]

Abu Bakar Radhiyallahu anhu adalah shiddiq , berdasarkan dalil yang sangat banyak. Jika demikian kenyataannya, maka tentu Beliau Radhiyallahu anhu masuk dalam kandungan ayat ini, bahkan Beliau Radhiyallahu anhu lebih utama daripada shahabat lainnya untuk dimasukkan dalam kandungan ayat di atas.
Disebutkan dalam hadits shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya :

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ صَائِمًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا،
قَالَ: فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ جَنَازَةً؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا،
قَالَ: فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مِسْكِينًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا،
قَالَ: فَمَنْ عَادَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مَرِيضًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا،
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ


“Siapakah diantara kalian yang puasa pada hari ini?” Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata, “Saya.”
Nabi bertanya, “Siapakah diantara kalian yang mengiringi atau mengantarkan (pemakaman) jenazah pada hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Nabi bertanya lagi, “Adakah diantara kalian yang memberikan makan kepada orang miskin hari ini?” Abu Bakar menjawb, “Saya.”
Nabi bertanya lagi, “Adakah diantara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini?” Abu Bakar berkata, “Saya.” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah kebaikan-kebaikan ini berkumpul pada seseorang kecuali dia akan masuk syurga”. HR Muslim

Abu Daud meriwayatkan dalam sunannya, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Bakar Radhiyallahu anhu :

أَمَا إِنَّكَ يَا أبَا بَكْرٍ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي

Adapun kamu, sesungguhnya kamu wahai Abu Bakar adalah orang yang pertama masuk surga dari umat ini. Ahlussunah wal Jama’ah berkeyakinan bahwa semua shahabat yang ikut serta dalam perang Badar masuk surga, begitu juga Ummahatul Mukminin, seperti Aisyah dan yang lainnya, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, dan Zubair Radhiyallahu anhum. Mereka semua adalah tokoh-tokoh penduduk surga setelah para nabi.

Minhâj as-Sunnah ( 4/45 )

Abu Bakar Dipanggil Dari Semua Pintu Surga. 

Dalam Shahîhain disebutkan, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللهِ هذَا خَيْرٌ؛ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ
فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رضي الله عنه: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي، يَا رَسُولَ اللهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ، فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ: نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
Barangsiapa menginfakkan sesuatu yang berpasangan dijalan Allâh, maka dia akan dipanggil dari beberapa pintu surga. (Penjaga mengatakan), “Wahai hamba Allâh, ini lebih baik.”
Barangsiapa yang selalu melaksanakan shalat, maka akan dipanggil dari pintu shalat.
Barangsiapa termasuk orang-orang pernah berjihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad.
Barangsiapa gemar bersedekah, maka akan dipanggil dari pintu sedekah.
Barangsiapa tekun berpuasa, maka dipanggil dari pintu puasa dan pintu Rayyân.
Maka Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata, “Wahai Rasûlullâh! Seseorang tidak perlu dipanggil dari semua pintu , adakah orang yang dipanggil dari semua pintu? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, dan aku berharap kamu termasuk dari mereka wahai Abu Bakar”. 
HR al-Bukhâri dan Muslim dari Abi Hurairah Radhiyallahu anhu

Subhânallâh, alangkah besar nikmat yang Allâh Azza wa Jallaanugerahkan kepada pribadi Abu Bakar Radhiyallahu anhu. Tidak ada lelaki di dunia yang memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar. Berikut 16 Keutamaan yang dimiliki Abu Bakar Ash Shiddiq:

1. Abu Bakar adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad SAW dari golongan umat beliau. Ibnu ‘Umar RA berkata: “Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu (HR. Al-Bukhari)Beliau juga orang yang paling pertama beriman kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan membenarkan perkataannya. Hal ini terus berlanjut selama Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak gangguan yang datang. Abu Bakar juga menemani Rasulullah ketika hijrah.


2. Abu Bakar adalah orang yang menemani Nabi Muhammad di Gua Tsur ketika Dikejar kaum Quraisy. Allah Ta’ala berfirman: “Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. At Taubah: 40).Dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik, Abu Bakar berkata kepadanya: “Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik berada dekat dengan kepala kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka ada yang melihat kakinya, mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata: ‘Wahai Abu Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang ketiga adalah Allah”.


3. Ketika hendak berhijrah, Abu Bakar menyumbangkan seluruh hartanya. 
4. Abu Bakar adalah khalifah pertama. Kita diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk meneladani khulafa ar-rasyidin, sebagaimana sabda beliau: “Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah khulafa ar-rasyidin setelahku. Gigitlah dengan gigi geraham kalian” (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan lainnya. Hadits ini shahih dengan seluruh jalannya)

5. Abu Bakar dipilih sebagai khalifah berdasarkan nash. Ketika Nabi SAW sakit keras, beliau memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam salat berjamaah. Dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha ia berkata: “Ketika Nabi SAW sakit menjelang wafat, Bilal datang meminta izin untuk memulai salat.Rasulullah bersabda: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan salatlah’. ‘Aisyah berkata: ‘Abu Bakar itu orang yang terlalu lembut, kalau ia mengimami salat, ia mudah menangis. Jika ia menggantikan posisimu, ia akan mudah menangis sehingga sulit menyelesaikan bacaan Quran. Nabi tetap berkata: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan salatlah’. ‘Aisyah lalu berkata hal yang sama, Rasulullah pun mengatakan hal yang sama lagi, sampai ketiga atau keempat kalinya Rasulullah berkata: ‘Sesungguhnya kalian itu (wanita) seperti para wanita pada kisah Yusuf, perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan salatlah”.Umar bin Khattab pernah berkata: “Apakah kalian tidak ridha kepada Abu Bakar dalam masalah dunia, padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah ridha kepadanya dalam masalah agama?”


6. Umat Muhammad diperintahkan untuk meneladani Abu Bakar. Nabi SAW bersabda: “Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah, hadits ini shahih)


7. Abu Bakar adalah salah seorang mufti di masa Rasulullah SAW. Nabi SAW menugasi beliau sebagai Amirul Hajj pada haji sebelum haji Wada’. Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu: “Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang terjadi sebelum haji Wada’, dimana beliau ditugaskan oleh Rasulullah untuk menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku untuk mengumumkan kepada sekelompok orang di hari Raya Idul Adha bahwa tidak boleh berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh ber-thawaf di ka’bah dengan telanjang”. Abu Bakar juga sebagai pemegang bendera Nabi SAW ketika perang Tabuk.


8. Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya ketika Rasulullah SAW menganjurkan sedekah. Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata: “Rasulullah memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah SAW bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)


9. Abu Bakar adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad SAW. ‘Amr bin Al Ash Radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi SAW: “Siapa orang yang kau cintai? Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim)


10. Abu Bakar adalah khalil bagi Nabi Muhammad SAW. Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Sa’id Al Khudri RA, ia berkata: “Rasulullah SAW berkhutbah kepada manusia, beliau berkata: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia dan apa yang ada di dalamnya. Namun hamba itu hanya dapat memilih apa yang Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran dengan tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba pilihan. Padahal Rasulullah SAW lah orangnya, dan Abu Bakar lebih paham dari kami. Lalu Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja’”

11. Allah Ta’ala mensucikan Abu Bakar. Allah Ta’ala berfirman: “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar.Selain itu beliau juga termasuk As Sabiquunal Awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)

12. Nabi Muhammad SAW memberi tazkiyah kepada Abu Bakar. Ketika Abu Bakar bertanya kepada Nabi SAW: “Barangsiapa yang membiarkan kainnya terjulur karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar berkata: ‘Sesungguhnya salah satu sisi sarungku melorot kecuali jika aku ikat dengan baik. Rasulullah lalu berkata: ‘Engkau tidak melakukannya karena sombong”. (HR. Bukhari dalam Fadhail Abu Bakar)


13. Abu Bakar didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu surga. Nabi bersabda: “Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat. Yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah” (HR. Al Bukhari-Muslim)

14. Abu Bakar melakukan banyak perbuatan mulia dalam sehari. Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW: “Siapa yang hari ini berpuasa? Abu Bakar menjawab: "Saya". Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: "Saya".Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: “Saya”. Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: "Saya". Rasulullah SAW lalu bersabda: "Tidaklah semua ini dilakukan oleh seseorang kecuali dia akan masuk surga"


15. Orang musyrik mensifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah mensifati Rasulullah SAW. Mereka berkata tentang Abu Bakar: “Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (HR. Al Bukhari)

16. Ali bin Abi Thalib mengenal keutamaan Abu Bakar. Muhammad bin Al Hanafiyyah berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu Ali bin Abi Thalib: “Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah SAW? Ali menjawab: Abu Bakar. Aku berkata: ‘Kemudian siapa lagi?’. Ali berkata: ‘Lalu Umar’. Aku lalu khawatir yang selanjutnya adalah Utsman, maka aku berkata: ‘Selanjutnya engkau?’. Ali berkata: ‘Aku ini hanyalah orang muslim biasa’” (HR. Bukhari)


Selain 16 keutamaan di atas, Abu Bakar juga dikenal sebagai sahabat yang bersikap zuhud. Beliau meninggal tanpa meninggalkan sepeserpun dirham atau dinar. Ia orang yang wara’ dan zuhud terhadap dunia sampai-sampai ketika menjadi khalifah, Abu Bakar tetap bekerja mencari nafkah. Abu Bakar wafat pada hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 Hijriyah ketika beliau berusia 63 tahun. Semoga Allah meridhai Beliau

0 comments:

Posting Komentar