300x250 AD TOP

Kamis, 16 April 2020

Tagged under:

Melihat Allah Ta'ala

ONE DAY ONE HADITS 

Rabu, 15 April 2020 M / 21 Sya’ban 1441 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Waket PDM Kab. Malang Jatim)
 

 قَالَ جَرِيرُ بْنُ عَبْدِالهِi كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ إِذْ نَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ فَقَالَ أَمَا إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا لاَ تُضَامُّونَ أَوْ لاَ تُضَاهُونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا ثُمَّ قَالَ فَ ( سَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ) (كتاب :كتاب مواقيت الصلاة باب :باب فضل صلاة الفجر رقم الحديث :547 الجزء :
1الصفحة 209 ,صحيح البخاري


Jabir bin Abdullah
 berkata: “Kami duduk bersama Rasulullah, kemudian beliau memandang bulan yang sedang purnama, lalu beliau bersabda: ”Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu sebagaimana engkau melihat bulan, tidak ada yang menghalangimu untuk melihat-Nya, kalau kamu mampu tidak meninggalkan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam maka lakukannlah.

 [HR.Bukhari ]



Dalam riwayat lain dikabarkan

إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ الهُe تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ (صحيح مسلم باب :باب إثبات رؤية المؤمنين في الآخرة ربهم سبحانه (كتاب :كتاب الإيمان )) رقم الحديث : الجزء 1: الصفحة : 163

Dari Shuhaib berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Apabila penduduk surga telah masuk ke surga, Allah Taala berfirman: ”Apakah kamu menginginkan sesuatu yang akan Aku tambahkan?”. Mereka berkata: “Bukankah Engkau telah memutihkan muka kami dan memasukkan kami ke dalam surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?”. Kemudian Allah membuka tabir, dan tidak ada sesuatu yang telah diberikan kepada mereka yang lebih mereka cintai dari pada melihat Tuhannya Yang Maha Tinggi.

 HR.Muslim


 Sebenarnya tidak ada satu makhluk pun yang dapat melihat Allah SWT, termasuk Nabi dan Rasul. Wujudnya Allah itu bukan seperti makhluk ciptaanya.

Allah SWT bukan materi, bukan energi, bukan udara, bukan air, bukan api, bukan wanita/pria, bukan jin, bukan malaikat, bukan manusia, bukan hewan, bukan benda dan bukan pula seperti yang di gambarkan dalam animasi atau film-film. Maha suci Allah dari sifat-sifat lemah seperti itu. Bahkan wujud Allah itu tidak bisa dibayangkan wujud-Nya karena akal dan kemampuan manusia tidak akan sampai. Manusia hanya membayangkan bahkan memimpikan sesuatu yang sudah dialaminya. Jangankan membayangkan surga, membayangkan calon jodohnya yang belum di ketahui tentu tidak bisa, atau membayangkan hari esok yang akan disongsong jelas tidak bisa. 


Seperti dikisahkan dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf ayat 143

Allah SWT berfirman:

وَلَمَّا جَآءَ مُوْسٰى لِمِيْقَا تِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗ ۙ قَا لَ رَبِّ اَرِنِيْۤ اَنْظُرْ اِلَيْكَ ۗ قَا لَ لَنْ تَرٰٮنِيْ وَلٰـكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَـبَلِ فَاِ نِ اسْتَقَرَّ مَكَا نَهٗ فَسَوْفَ تَرٰٮنِيْ ۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًا ۚ فَلَمَّاۤ اَفَا قَ قَا لَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَ نَاۡ اَ وَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ
"Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau. (Allah) berfirman, Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku. Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 143)

Ayat tersebut mengabarkan bahwa ketika Nabi Musa A.S ingin melihat wujud Allah SWT, bukan wajah Allah yang nampak tetapi, gunung Sinai hancur dan Musa tersungkur. itu membuktikan kalau dimensinya ketuhanan dengan dimensi makhluk sangatlah berbeda jauh. kita tidak bisa melihat Allah di dunia menggunakan panca indara, karena Allah itu bukan materi dan bukan pula energi. Malaikat saja yang terbentuk dari cahaya kita tidak bisa melihatnya, apalagi Allah SWT yang sumber cahaya di atas cahaya. 

Melihat Allah SWT merupakan kenikmatan yang tertinggi di akhirat bagi penghuni jannah (surga) nanti. Sedangkan dunia kita ini adalah bukan tempat kenikmatan, akan tetapi merupakan tempat ujian, amal dan tempat pemberian beban/taklif. 

Jadi Allah SWT tidak bisa dilihat di dunia sekarang ini, akan tetapi di akhirat nanti orang-orang beriman akan melihatNya. dan juga, Allah SWT itu maha adil, kenapa demikian? sebab, kalau Allah menampakkan wujudnya di dunia maka orang-orang buta di muka bumi ini tidak akan pernah bisa merasakan kenikmatan yang sesungguhnya yaitu dengan melihat Allah SWT.

Firman Allah.

وُجُوهُُ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ
 . إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ 

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) waktu itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.

[Al-Qiyamah : 22-23]

 Abu Hasan Al Asyari dalam kitabnya Al-Ibanah hal.12 mengatakan: “Kata “Nazhirah” yaitu ‘Raiyah” yang berarti melihat. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ,bahwa Rasulullah dalam menafsirkan ayat “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) waktu itu “Nadhirah”, yaitu berseri-seri, “Kepada Tuhannyalah Nazhirah (melihat), Yaitu melihat wajah Allah.

 “Liqa’” (pertemuan). Seperti firman Allah.


 فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَ يُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mepersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.

[Al-Kahfi:110]

0 comments:

Posting Komentar