300x250 AD TOP

Kamis, 14 Desember 2017

Tagged under:

Menjadi Isteri Shalihah

ONE DAY ONE HADIST

Kamis,  14 Desember  2017 M/26 Rabiul Awal 1439 H

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زِيَادِ بْنِ أَنْعُمَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ *إِنَّمَا الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَلَيْسَ مِنْ مَتَاعِ الدُّنْيَا شَيْءٌ أَفْضَلَ مِنْ الْمَرْأَةِ الصَّالِحَةِ.* رواه ابن ماجه

*Artinya*:
Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: *"Dunia itu adalah hiasan, dan tidak ada hiasan dunia yang lebih indah selain wanita yang shalihah."*

H.R. Ibnu Majah

Hadis tersebut mengandung pesan bahwa perhiasan dunia yang paling indah   adalah wanita yang shalihah, yakni shalih agama dan akalnya, yang mampu menjaga akal dan keluarganya, teguh dan istiqamah dalam memegang ajaran Islam serta mengamalkannya dalam kehidupan.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda 

لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا , وَ لِسَانًا ذَاكِرًا , وَ زَوْجَةً مُؤْمِنَتًا تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ   لأَمْرِآخِرَتِهِ

Artinya :

“Hendaklah kalian berusaha memiliki hati yang — senantiasa — bersyukur, memiliki lisan yang — senantiasa — berdzikir dan memperoleh isteri yang sholehah, yang selalu membantu kalian dalam perkara akhirat”.

(H.R. Ahmad, At-Tirmidzî dan Ibnu Mâjah. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz V hal. 82 no.: 5231) 

Hadits ini menegaskan, bahwa isteri sholehah akan selalu membantu atau mendorong suaminya melakukan perkara-perkara keakhiratan. Dengan kata-lain, ia tidak akan mendorong suami berbuat curang, korupsi, k.k.n. dsb. Wanita sholehah semacam inilah yang mampu membentuk keluarga sakinah.

Sebaliknya, wanita atau isteri yang jahat, akan memberikan mudharat terhadap suami, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

ثََلاَثٌ يَدْعُوْنَ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ : رَجُلٌ كَانَتْ تَحْتَهُ امْرَأةٌ  سَيِّئَةُ الْخُلُقِ فَلَمْ يُطَلِّقْهَا…..

Artinya :

“Ada tiga macam orang yang berdo’a kepada Allâh Yang Maha Mulia dan Maha Agung, namun tidak dikabulkan. Pertama: Seorang laki-laki yang memiliki isteri yang buruk perangainya, dan ia tidak menceraikannya…………….”.

(H.R. Al-Hâkim. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz III hal. 75 no.: 3070)

Jadi, isteri yang buruk perangai atau akhlaqnya akan menjadi penghalang bagi do’a sang suami. Alangkah sengsaranya seseorang yang do’anya tidak dikabulkan Allâh.

Wanita sholehah memiliki sifat-sifat yang khusus, sebagaimana disebutkan Allâh SWT. dalam Al-Qur-ân:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظ اللَّهُ

Artinya :

“Maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allâh, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allâh telah memelihara mereka…”.

(Surah An-Nisâ’ (4):34)

Dalam salah sebuah hadits, Rasûlullâh saw. menyebutkan secara terperinci sifat-sifat wanita atau isteri yang sholehah. Sabda Beliau:

خَيْرُ النِّسَاءِ مَنْ تُسِرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ , وَ تُطِيْعُكَ إِذَا أَمَرْتَ , وَ تَحْفَظُ غَيْبَتَكَ  فِي نَفْسِهَا وَ مَالِكَ

Artinya :

“Sebaik-baik isteri ialah yang menyenangkan-mu ketika engkau menatapnya, mematuhi-mu ketika engkau perintah; dan ketika engkau pergi, ia menjaga kehormatan-mu, yaitu dengan menjaga dirinya dan juga harta-mu”.

(H.R. Ath-Thabrânî. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz III hal. 126 no.: 3294)

Inilah 3(tiga) sifat wanita sholehah:

1- Menyenangkan atau menimbulkan rasa senang suaminya ketika menatapnya. Ini mencakup aspek penampilan dan berkomunikasi.

2.-  Patuh atau taat ketika diperintah suaminya.

3.- Menjaga kehormatan suaminya, yaitu ketika suaminya pergi, ia tidak melakukan perbuatan yang meruntuhkan kehormatan suami.

4.-  Mampu menjaga harta suaminya.

 Firman Allah Subhanahu wa Taala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرأَةَ نُوْحٍ وَ امْرَأَةَ لُوْطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْن مِنْ  عِبَادِنَاصَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَ قِيْلَ ادْخُلاَ النَّارً مَعَ الدَّاخِلِيْنَ

Artinya :

Allâh telah menjadikan isteri Nûh dan isteri Lûth sebagai perumpamaan (contoh) bagi orang kafir. (Padahal) keduanya berada di bawah pengawasan dua hamba dari hamba-hamba Kami yang shalih. Lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya tidak dapat menolong mereka sedikit pun dari (siksa), dan dikatakan (pada keduanya): “Masuklah ke dalam Neraka bersama orang-orang yang masuk”. (QS. 66:10)

Ayat ini menegaskan bahwa wanita sangat berpotensi melakukan kekufuran atau pengkhianatan, meskipun ia isteri seorang nabi. Padahal, sebagaimana kita ketahui, para nabi adalah manusia-manusia yang sempurna dalam segala hal; tentunya termasuk dalam soal kepemimpinan dalam rumah-tangga. Kemudian dalam ayat berikutnya Allâh berfirman: 

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا  فِي الْجَنَّةِ وَ نَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَ عَمَلِهِ وَ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ

Artinya :

Dan Allâh telah menjadikan isteri Fir’aun sebagai perumpamaan (contoh) bagi orang-orang yang beriman; tatkala ia berdo’a: “Wahai Rabb-ku, bangunkanlah untuk-ku sebuah rumah di Sorga, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim”.

(Surah At-Tahrîm (66):11)

Al-Imâm Qurthubî mengatakan do’a ini diucapkan oleh isteri Fir’aun yang bernama Âsiyah ketika ia disiksa oleh Fir’aun karena ketahuan beriman kepada Nabi Mûsâ a.s. Tangan dan kakinya diikat jadi satu, dan dalam satu riwayat ia dirajam oleh Fir’aun dan kaumnya sampai mati. Ketika menjalani siksaan itulah ia memanjatkan do’a ini.

Ayat ini menegaskan betapa wanita memiliki daya tahan dalam menjalani penderitaan dalam mempertahankan keimânan kepada Allâh. Padahal ia — sebagai isteri seorang raja — telah mendaptakan kekayaan, perhiasan, kehormatan dan semua kesenangan dunia yang didambakan oleh umumnya kaum wanita. Namun, karena imânnya yang kuat kepada Allâh, ia rela melepaskan itu semua, bahkan ia rela disiksa demi mempertahankan keimanannya.

 

0 comments:

Posting Komentar